MINGGU ADVEN II
10 Desember 2023
Bacaan I : Yes 40: 1-5; 9-11
Bacaan II : 2Ptr 3: 8-14
Bacaan Injil : Mrk 1: 1-8
Hidup baru, meninggalkan kebiasaan dosa
Sampai renungan ini ditulis, di Wonogiri belum terdapat tanda-tanda bahwa kemarau akan segera berakhir. Kami sedang menantikan kapan musim hujan tiba. Sebab semua serba kering kekurangan air. Ketika hujan itu akhirnya datang, betapa pengharapan keberlangsungan kehidupan yang normal menjadi tumbuh kembali. Nanti ketika hujan datang, tanah basah, mulailah para petani menggarap ladang. Itulah kegembiraan dan pengharapan. Mulai mengerjakan ladang, masih jauh dari panen. Namun untuk menyambut panen, para petani bertekun hari demi hari, menyiapkan irigasi teratur, pupuk terbaik, jaminan bebas dari gulma, dan sebagainya. Itulah ritme hidup tahunan dalam kultur agraris.
“Ada suara yang berseru-seru, ‘Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditimbuni, setiap gunung dan bukit diratakan. Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi rata, dan yang berlekuk-lekuk menjadi datar. Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama” (Yes 40: 3-5). Itulah seruan Nabi Yesaya, tujuh abad sebelum kenyataan bahwa Mesias datang. Dan selama dalam penantian, umat diajak untuk bertekun dalam pengharapan, bahwa saatnya ‘akan segera datang’. Nyatanya itu membutuhkan waktu berabad-abad! Ini semua membawa pesan kepada kita semua bahwa untuk memperoleh keselamatan yang dianugerahkan Tuhan, dituntut persiapan diri yang sungguh, kesabaran dan kedisiplinan hidup.
Seruan Nabi Yesaya itu ternyata masih dihidupi kalangan beriman Israel terus-menerus. Sehingga ketika Yohanes datang dari keheningan gurun, mereka menyambutnya dengan antusias. Yohanes mengingatkan mereka pada janji Nabi Yesaya tujuh abad sebelumnya. Namun kini memberi tekanan untuk merespon ajakan dengan sikap pertobatan. “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu”. Kegembiraan akan datangnya Mesias perlu dipersiapkan dengan tanggungjawab iman. Setiap pribadi mesti menyesali kebiasaan buruk masa lalu, dan siap menyambut tahun rahmat Tuhan. Kita memang telah dibaptis, namun betapa kita masih bergelimang dosa dan pelanggaran. Maka adven menjadi kesempatan bagi siapapun untuk meneguhkan diri menyambut kedatangan Tuhan. Sikap terbuka pada pembaruan diri dan meninggalkan kebiasaan dosa adalah yang terbaik.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr