Renungan Harian 3 Desember 2023

MINGGU ADVEN I

03 Desember 2023

Bacaan I          : Yes 63: 16b-17; 64:1. 3b-8

Bacaan II        : I Kor 1: 33-37

Bacaan Injil     : Mrk 13: 33-37

Kesempatan pembaruan diri terus menerus

Adven lagi, natal lagi. Gereja mau menyatakan apa melalui masa empat minggu sebelum Natal? Umat Allah diajak untuk memasuki kesadaran akan peziarahannya menuju kedatangan Tuhan di akhir zaman. Penyadaran secara periodik ini diharapkan mengantarkan kita pada kesiapan kapan pun Tuhan datang untuk yang ke dua kalinya. Jadi, penghayatan iman di masa adven adalah penantian eskatologis penggenapan kedatangan Tuhan di zaman akhir. Ini yang pertama. Sedangkan yang kedua, Adven juga secara real menjadi masa persiapan perayaan Natal tahunan. Natal, sebagai pesta kegembiraan karena Mesias yang hadir melalui kelahiran di Betlehem, perlu dipersiapkan. Fisik, material, dan spiritual perlu ditata. Oleh karena itu, hari-hari ini menjadi saat pembaruan diri dengan menata kehidupan rohani, merayakan sakramen tobat, membaca renungan adven, merancang gua dan pohon natal, menyiapkan aneka bentuk ekspresi sukacita pesta. Mari kita menyiapkan segala ‘uba rampe’ untuk perayaan syukur tersebut.

Pada saatnya umat Israel rindu untuk kembali kepada Allah, Bapa mereka. Melalui tulisan Yesaya, mereka mengakui kedosaan mereka karena tidak setia kepada perjanjian. Mereka telah menjauhkan diri dari Allah dan kini mereka ingin kembali kepada Allah. Mereka kembali berjanji untuk menaati perjanjian. “Tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kami ini tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami semua adalah buatan tangan-Mu.” (Yes 64: 8). Mereka seolah-olah mau mengatakan bahwa, ternyata hidup melanggar perjanjian itu sengsara dan menderita. Kemudian mereka mempersembahkan diri yang telah porak poranda tanpa bentuk, dan mempersilakan Allah untuk membentuk kembali. “… kami semua adalah buatan tangan-Mu”. Ya, membentuk kembali sekehendak Allah.

Inti adven sekali lagi ada dua. Pertama aspek eskatologis yaitu masa persiapan menyambut kedatangan Kristus di zaman akhir nanti. Dan kedua, menyambut perayaan natal, sebuah perayaan kenangan dan aktualisasi kepedulian Allah melalui inkarnasi Allah Putra. Maka sekali lagi kita diajak untuk mempersembahkan hidup yang seringkali kacau balau, seperti tanah liat tak berbentuk, kepada si pembuat seni atas hidup ini. Yaitu Allah sendiri. Yang diminta dari kita hanyalah sikap siap sedia untuk dibentuk. Kapan itu dilakukan, sekarang juga, seperti terwartakan dalam Injil: “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah itu pulang” (Mrk 13: 35). Berjaga-jaga berarti mempersilakan Allah untuk lebih terlibat dalam pembentukan kita.

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *