
MINGGU BIASA XXIII
10 September 2023
Bacaan I : Yeh 33: 7-9
Bacaan II : Rom 13: 8-10
Bacaan Injil : Mat 18: 15-20
Beriman itu terlibat dalam persekutuan
Hal yang kadangkala membuat saya syok dan sedih adalah ketika mendengar berita bahwa seorang murid Kristus meninggalkan imannya dan memeluk agama lain. Entah saya mengenalnya, entah karena berita di media sosial maupun info personal dari seseorang. Selalu dalam benak saya muncul semacam ‘protes’, dan pertanyaan: mengapa telah mengenal dan dicintai oleh Yesus Juru Selamat dan Penebus, kok tega dan rela meninggalkan Dia? Eman tenan. Demikian kadang-kadang saya temui di tempat pelayanan saya. Mengapa? Iman kurang dipelihara, demikian seringkali dugaan itu. Mungkin ada benarnya. Kurang dipelihara seperti apa? Bagaimana seseorang atau sebuah komunitas semestinya memelihara iman anggotanya?
Nabi Yehezkiel seolah-oleh ditegur oleh Tuhan tentang tanggungjawabnya. “Wahai engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel”. Ooo, jadi setiap pribadi beriman, seperti seorang nabi dititipi tugas suci menjadi pemelihara iman bagi saudara-saudari lainnya. Bahkan bukan sekadar supaya seseorang tidak meninggalkan iman. Lebih dari itu supaya iman seseorang terus berkobar karena pengetahuan dan pengalamannya akan Allah. Dan itu rupa-rupanya bukan melulu tanggungjawab seseorang yang beriman kepada Tuhan, tetapi satu terhadap yang lain saling membawa kesuburan dan keteguhan iman. Berikutnya Firman itu menyatakan: “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat, engkau pasti mati! Dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, maka orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi dari padamu Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya.” (Yeh 33: 8). Lhadalah, iman orang lain juga menuntut tanggungjawab kita
Nyata benar mengapa Tuhan memilih dan memanggil para murid untuk membangun persekutuan. Demikian para murid merasul di setiap kota untuk membangun persekutuan jemaat. Rupa-rupanya supaya setiap anggotanya saling mengenal dan saling memperlakukan sebagai saudara dan saudarinya. Dengan demikian terbangunlah kekuatan yang saling menopang dalam beriman. Itulah mengapa setiap orang beriman dipanggil untuk terlibat aktif dalam persekutuan dengan aneka nama: lingkungan, wilayah, paroki, komunitas kategorial lain seperti persekutuan doa, kelompok doa kerahiman Ilahi, Legio Maria, dan sebagainya. Sedemikian mendalam ajakan Tuhan, sehingga bahkan berlaku firman ini: “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata”. (Mat 18: 15). Ayo, jangan ragu, libatkan diri Anda dalam persekutuan iman bernama Gereja.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr