HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS
11 Juni 2023
Bacaan I : Ul 8: 2-3, 14b-16a
Bacaan II : 1Kor 10: 16-17
Bacaan Injil : Yoh 6: 51-58
Ekaristi adalah asupan gizi rohani kita
Gereja Katolik memercayai tujuh sakramen. Itulah ibadah terpenting dalam kehidupan umat beriman. Di antara tujuh sakramen, Ekaristilah sakramen yang paling sering diterima. Ekaristi adalah makanan rohani sehari-hari. Jadi sebagaimana setiap hari tubuh kita membutuhkan asupan gizi yang cukup melalui makanan yang kita konsumsi, demikianlah jiwa kita membutuhkan asupan gizi rohani. Adalah kewajiban setiap orang beriman untuk menyambut kehadiran Allah melalui Ekaristi seminggu sekali. Di setiap kesempatan merayakan Ekaristi, kita terlibat dalam penyerahan diri Tuhan Yesus, kerelaan untuk dipersembahkan bagi Tuhan di altar-Nya, disobek-sobek dan dibagi-bagikan, dan rela menjadi berkat keselamatan untuk sesama. Itulah perutusan orang beriman. Menjadi kemuliaan bagi Allah dan berkat keselamatan sesama. Di samping misa mingguan, kepada mereka yang terpanggil, Gereja juga merayakan Ekaristi harian/setiap hari. Sekali lagi, seperti makanan jasmani, roh pun membutuhkan asupan gizi Ekaristi.
Ekaristi menjadi pengalaman Gereja akan Allah yang dekat. Kedekatan dengan Allah yang kita alami dalam Ekaristi sesungguhnya merupakan warisan nenek moyang kita sepanjang sejarah keselamatan. Bangsa Israel mengalami Allah yang selalu melawat mereka. “Ingatlah selalu pada Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan…. Dialah yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras. Dialah yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu” (Ul 8: 2 dst). Merayakan Ekaristi berarti merayakan kehidupan yang selalu disertai oleh Allah sendiri.
Kedekatan antara umat beriman dan Allah itu dalam Ekaristi terjadi ketika kita mengambil bagian dalam komuni, yaitu menyantap hosti yang telah menjadi Tubuh Kristus secara sakramental. Sabda Yesus sungguh menyatakan kehadiran-Nya yang begitu nyata dalam kehidupan kita. “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh 6: 55-56). Kita percaya bahwa setiap kali menyambut Komuni Suci, Sakramen Mahakudus, kita menyambut Tuhan secara ‘realis presentia’, nyata sakramental. Maka selalu luangkan waktu untuk merayakan Ekaristi.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr