Dalam Tobit 2: 10-14 diceritakan: “Pada malam sesudah menguburkan jenazah, aku, Tobit, membasuh diri. Lalu aku pergi ke pelataran rumah, dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung apa pun. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku.
Tak disangka-sangka, jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku. Lalu, muncullah bintik-bintik putih.
Aku pun sesudah itu, pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat.
Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumais. Di masa itu isteri Hana mulai memborong pekerjaan perempuan. Pekerjaan itu diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya.
Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar kepadanya dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan.
Setibanya di rumahku, anak kambing itu mengembik. Lalu isteriku kupanggil dan kutanya: “Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak diperbolehkan makan barang curian!”
Sahut isteriku: “Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upahku.” Tetapi aku tidak percaya kepadanya. Maka kusuruh kembalikan kepada pemiliknya. Karena perkara itu aku merah padam ke dia!.
Isteriku membantah: “Di mana gerangan kebajikanmu? Di mana amalmu itu? Betul, sudah ketahuan juga gunanya bagimu!”
Markus dalam injilnya (Mrk 12: 13-17) mewartakan: “Ketika itu, beberapa orang Farisi dan Herodian menyuruh beberapa muridnya agar pergi kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Mereka itu pergi dan bertanya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?”
Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!” Lalu mereka menyerahkan mata uang itu.
Maka Ia bertanya: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran ketika mendengar Dia.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Tobit menyatakan diri bahwa dia sedang galau dan kecewa kepada dirinya sendiri yang tiba-tiba buta. Kegalauan dan kekecewaan itu dilampiaskan dengan marah/curiga kepada istrinya. Dia menuntut agar istrinya taat dan tunduk kepadanya.
Dalam kehidupan ini, orang kadang kala masuk atau mengalami situasi sulit secara tiba-tiba. Situasi itu membuat dia tidak berdaya sehingga marah kepada diri sendiri dan orang yang ada di dekatnya.
Hendaknya kita menyadari hal itu, dan menyiapkan diri agar bisa menghadapinya dengan tenang. Kita tentu butuh Tuhan dan rahmatnya.
Dua, Yesus tahu bahwa mereka datang untuk mencobai agar dapat mempersalahkan Dia.
Ternyata, sebelum mereka bergerak dan berbicara, Tuhan telah mengetahui isi hati dan pikiran mereka. Maka, hendaknya kita rendah hati dan menjauhkan diri dari sikap “mencobai Tuhan” (= sombong). Manusia adalah ciptaan Tuhan (=hamba Tuhan), dan bukan tuan yang berkuasa untuk memerintah Dia. Amin.
Mgr Nico Adi MSC