Dalam Kej 17: 3-9 dikisahkan: “Ketika itu, Abram bersujud, lalu Allah berfirman kepadanya: “Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku denganmu: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak dan menjadi bangsa-bangsa, serta darimu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun temurun menjadi perjanjian yang kekal. Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun temurun”.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 8: 31-42) mewartakan sabda Yesus: “Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya.
BapaKulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.
Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita. “Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Kata Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia, tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dalam perjanjian dengan Allah, Abram mendapat nama baru, yaitu Abraham. Ia menjadi bapa bangsa- bangsa dengan anak cucu yang sangat banyak. Dari keturunannya akan muncul raja-raja.
Betapa besar dan banyak anugerah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang taat pada perjanjian itu. Semoga kita dekat dan mengasihi Allah bukan pertama-tama karena anugerah yang kita terima, tetapi karena mengalami bahwa Allah sungguh maharahim.
Dua, dengan mengatakan “siapa yang menuruti perkataan-Ku tidak akan mengalami maut (=’kematian) sampai selama-lamanya”, apa maksudnya?
Dikatakan demikian maksudnya adalah manusia memang akan mengalami maut (=kematian) tetapi tidak mati untuk selama-lamanya. Kematiannya hanya untuk sementara dan tidak akan menyebabkan kebinasaan. Yesus menjamin bahwa di dalam Dia, ada kehidupan kekal, bersama Allah Tritunggal dan para kudus di surga. Amin.
Mgr Nico Adi MSC