Renungan Harian 26 Maret 2023

MINGGU PRAPASKAH V

26 Maret 2023

Bacaan I               : Yeh 37: 12-14

Bacaan II              : Rom 8: 8-11

Bacaan Injil         : Yoh 11: 1-45

Kematian yang layak dipersiapkan

Telah banyak kali saya menghadapi kematian sepanjang hidup dan pelayanan saya sebagai imam. Bukan karena saya hampir mati, tetapi karena pelayanan sakramen orang sakit atau upacara pelepasan jenazah, saya menghadapi kematian itu. Di antara banyak kesaksian akan mereka yang berhadapan dengan kematian, saya melihat betapa kematian itu juga dirindukan oleh mereka yang dalam sakratul maut. Mereka seolah-olah telah melihat keindahan hidup setelah kematian. Bahkan dalam situasi tertentu, mereka ‘menunda’ kematian sampai keluarga yang menungguinya siap.

Salah satu renungan yang relevan untuk masa prapaskah ini adalah tentang kematian. Dan bacaan misa hari ini menyajikan tema itu. “Sungguh, Aku akan membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya hai umat-Ku. Dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel…. Akulah Tuhan, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan menempatkan kamu di tanahmu.” Bahkan ketika banyak orang belum percaya akan kehidupan setelah kematian, Nabi Yehezkiel mengabarkan tentang pengharapan hidup setelah kematian. Bukan tentang maut atau neraka yang diwartakan, tetapi keyakinan bahwa keadaannya akan jauh lebih baik setelah kita melampaui kematian dalam iman. ‘Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan menempatkan kamu di tanahmu’, demikian Firman Tuhan.

Lazarus telah mati. Dia telah dikubur , dan hari di saat Yesus datang adalah hari ke-4 kematiannya. Hari ke empat itu menyatakan bahwa yang mati memanglah sudah mati dan jangan diharapkan hidup lagi. Namun nyatanya Yesus membuat Lazarus bangkit dari kuburnya. Apa yang mau dikatakan? Tidak ada kematian yang tragis. Kalaupun seseorang mati, dia hanya berpindah dari kehidupan fana ke kehidupan baka. Dan bila kita selama di alam fana terus menerus berusaha mengimani Tuhan, maka kematian adalah menyongsong belaskasih Allah yang sempurna. Sebab kita tidak berjumpa dengan pengadilan, melainkan belaskasih Allah, sebagaimana telah dinyatakan dalam pengorbanan Yesus Sang Penebus.

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *