Tak hanya merasa kehilangan atas kepergian Paus Emeritus Benediktus XVI menghadap Tuhan. Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC juga merasa bersyukur atas kesaksian iman dan hidup Paus yang menghadap Tuhan pada 31 Desember 2022 itu.
“Atas nama para uskup dan Gereja Indonesia, Umat beriman kita semua, Konferensi Waligereja Indonesia menulis surat duka kepada Sri Paus Fransiskus yang juga menyatakan kehilangan yang luar biasa bagi Gereja Indonesia akan kepergian Bapa Suci Benediktus XVI. Tetapi juga bersyukur kepada Allah atas anugerah istimewa yang diberikan kepada kita semua karena kesaksian iman dan hidup selama penggembalaannya 8 tahun dari tahun 2005 sampai dengan 2013,” katanya dalam sambutannya setelah misa requiem Paus Emeritus Benediktus XVI di Katedral Jakarta, 5 Januari 2023 lalu.
Menurutnya, Paus Benediktus XVI tak henti-hentinya mengingatkan bahaya sekularisme, di mana hal-hal suci, kekudusan dan keadilan Allah mau disekularkan. “Maka, tak heran kalau beliau menulis ensiklik yang pertama “Allah adalah Kasih”, yang mengajak kita bukan hanya untuk makin memahami, mengimani, tetapi mengalami Allah yang adalah kasih. Harapan, berharap kepada Allah yang adalah kasih akan menyelamatkan yang ditulis dalam ensiklik kedua “Spe Salvi”. Dan kalau kita berharap kepada Allah yang penuh kasih, yang menyelamatkan kita, dan kita mengalami, maka kita tidak ragu-ragu untuk melakukan tindakan-tindakan kasih di dalam kebenaran yang ditulis dalam “Caritas in Veritate”,” katanya.
Menurut Mgr Anton, ada begitu banyak komentar yang luar biasa di media sosial tentang kebesaran dan keluhuran Paus Benediktus XVI. “Kecerdasan intelektualnya yang sungguh luar biasa. Tetapi di balik itu ada kedalaman rohani yang menjadi ciri hidupnya,” katanya.
Menurut Mgr Anton, kita pantas bersyukur mengenangkan kedalaman rohani Paus Benediktus XVI itu. Setelah mengundurkan diri, ia menjadi pendoa. “Beliau setelah pensiunnya menjadi pendoa kita selama hampir 10 tahun untuk menyadarkan kita akan bahaya sekularisme, untuk menyadarkan kita kehadiran nyata Allah yang adalah kasih agar kita sungguh-sungguh alami dengan hidup kontemplatif, menjadi pendoa bagi Gereja universal. Dan kini beliau meneruskan doa-doanya di surga untuk kita,” katanya.
Ia berharap teladan dan kesaksian Paus Benediktus XVI bisa diikuti. “Semoga teladan apa yang disaksikan, dinyatakan oleh Paus Emeritus Benediktus XVI sungguh dapat kita ikuti. Selamat jalan, Bapa Suci Benediktus XVI. Doakanlah kami yang masih berjuang mengalami “Allah adalah kasih” untuk berharap kepada Allah yang kasih dan untuk mewujudkan kasih itu dalam kebenaran hidup dan sehari-hari. Doakanlah kami,” pungkasnya.