Renungan Harian 10 Februari 2023

Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: St Skolastika. Dia adalah seorang suster, adik dari St Benediktus Abas. Setiap tahun dia mengadakan pembicaraan rohani dengan kakaknya.

Suatu kali dia ingin berbicara panjang dengan kakaknya, namun permintaan itu ditolak. Lalu dia berdoa sehingga malam itu ada hujan lebat dan badai sepanjang malam sehingga menghalangi kakaknya yang hendak pulang. Tiga hari kemudian Skolastika wafat dan pada saat yang sama Benediktus melihat adiknya itu dalam rupa burung merpati naik ke surga. Ia meninggal tahun 543.

Dalam Kid 8: 6-7 diwartakan: “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!

Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun itu pasti kurang.

Lukas dalam injilnya (Luk 10: 38-42) mewartakan: “Ketika Yesus dan para murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudari yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani.

Marta mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Tuhan menjawab: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari dirinya”.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Skolastika ingin bercerita kepada kakaknya tetapi keinginannya ditolak. Dia minta (=berdoa) kepada Tuhan supaya kakaknya tidak pulang. Tuhan menjawab dengan menurunkan hujan sepanjang malam.

Tuhan menjawab doa orang yang berseru kepada-Nya dengan cara yang ajaib untuk tujuan yang mulia.

Dua, Yesus menegur Marta: “Engkau menyusahkan diri dengan banyak perkara”. Akibatnya Tuhan dan kesempatan emas atas kehadirannya, disingkirkan.

Tuhan, juga sahabat2-sahabat kita, rekan sekomunitas, tamu-tamu kita, tidak butuh makanan atau minuman, tetapi minta waktu, kehadiran dan perhatian kita agar bisa fokus, isinya mengena dan hasilnya optimal serta menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *