
Hari ini adalah Hari Keempat Pekan Doa Sedunia. Semoga semakin banyak tokoh pemersatu yang menyemangati warganya agar makin giat untuk memupuk semangat dan mewujudkan persatuan.
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Agnes. Dia lahir di Roma tahun 291. Sebagai seorang gadis, kecantikannya menawan banyak pemuda sehingga ingin memperistri dia. Karena lamarannya ditolak, mereka melaporkan identitas Agnes sebagai orang Kristen.
Ia menolak semua tuduhan mereka dan mempertahankan kemurniannya. Tahun 304 dia dibunuh dengan pedang, dengan cara dipenggal kepalanya. Agnes dilukiskan sedang mendekap Anak Domba sebagai lambang kemurnian, dan daun palma sebagai lambang kebebasan.
Paulus dalam 1Kor 1: 26-31 menyapa umatnya: “Saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat.
Apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Oleh Allah, kamu berada dalam Kristus Yesus, yang telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Matius dalam injilnya (Mat 13: 44-46) mewartakan sabda Yesus: “Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, St Agnes telah memberikan teladan dan inspirasi bahwa dia memilih Kristus, mengimani-Nya sebagai Penyelamat, dan bertekad hidup murni untuk Dia. Maka, yang lain-lain dia tinggalkan, dan memilih mati daripada mengganti atau mengubah pilihan hidupnya. Dia setia pada pilihannya.
Hendaknya kita pun demikian, setia pada pilihan meski harus menghadapi risiko yang besar dan berat. Pada saat-saat demikian, Allah memberikan rahmat dan kekuatan-Nya sehingga kita dapat bertahan.
Dua, diwartakan Matius: “Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu”.
St Agnes dan para kudus telah menemukan dan mengalami Kristus sebagai “harta abadi”/”mutiara hati yang amat indah” sehingga mereka siap sedia “menjual apa yang ada padanya”.
“Harta abadi itu” ditemukan dan dialami dalam keheningan hati, menetapkan waktu untuk seluas-luasnya membangun relasi kasih dengan Dia. Hal itu dilakukan dengan berdoa, membaca Kitab Suci atau riwayat orang-orang kudus, memandang Dia yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, dan juga menerima Sakramen Tobat.
Tentu mereka juga terlibat dalam kegiatan harian, misalnya, berkebun, menangani pekerjaan rumah tangga, bergaul dengan sahabat maupun tetangga.
Tuhan akan membimbing orang-orang yang mencari Dia, melalui orang-orang yang diutus-Nya, sehingga dapat mengalami kehadiran-Nya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC