Renungan Harian 18 Oktober 2022

Pesta St. Lukas, Pengarang Injil. Lukas adalah seorang tabib (=dokter) di Antiokia. Setelah pertobatannya, dia menemani Paulus dalam perjalanan ke Makedonia, Yerusalem dan Roma. Di Yerusalem, Paulus ditahan selama 2 tahun. Mungkin sekali pada waktu itu, Lukas mengumpulkan banyak cerita dan menulis bagian pertama injilnya dan Kisah Para Rasul.

Dalam injilnya Lukas menekankan belas kasih Allah kepada kaum miskin dan terlantar, dan pengampunan. Menurut dia, kabar gembira ditujukan kepada semua orang, terlebih mereka yang lemah, hina dina, kaum miskin dan pendosa. Dia wafat sebagai martir dalam usia 84 tahun.

Dalam 2 Tim 4:10-17a Paulus menyapa muridnya: “Saudaruku terkasih, Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus.

Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita.

Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku, kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.

Lukas dalam Injilnya (Yoh 10:1-9) mewartakan: “Ketika itu, Yesus menunjuk 70 murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Ia bersabda: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Tinggallah di rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu. Sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Lukas adalah teman seperjalanan Paulus dalam pelayanan ke Makedonia, Yerusalem, dan Roma. Bukan hanya waktu Paulus terkenal dan berjaya, Lukas ada tetapi juga ketika Paulus dipenjara, sedangkan rekan-rekan lain pergi meninggalkan mereka.

Dalam suka dan duka, hendaknya kita ada di sisi sesama kita, karena dengan demikian kita adalah sahabat yang sejati.

Dua, Yesus berpesan: “Bila kamu memasuki rumah, katakanlah: “Damai bagi rumah ini” (tentu juga bagi penghuninya). Bukan harta atau kedudukan atau janji-janji yang Tuhan tekankan, tetapi damai.
Dalam suasana damai, orang bisa berdialog dan menetapkan keputusan penting, dan menyelesaikan banyak hal. Semoga hal itu pula yang diusahakan dalam hidup bermasyarakat dan menggereja. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *