Renungan Harian 11 Oktober 2022

Dalam Gal 4: 31b – 5: 6 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudari, kita bukanlah anak-anak perempuan hamba, melainkan anak-anak perempuan merdeka. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia, sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.

Bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.

Lukas dalam injilnya (Luk 11: 37-41) mewartakan: “Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.

Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.

Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Paulus menegaskan: “Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat. Kamu hidup di luar kasih karunia, sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan”.

Maksudnya adalah bila kita sudah memilih Kristus, janganlah pindah ke kepercayaan lain, jangan juga pergi ke dukun-dukun, karena mereka semua tidak bisa menjamin keselamatan. Kristus memberikan keselamatan dan kebenaran yang kita terima adalah anugerah Roh Kudus.

Dua, orang-orang heran karena Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Bagi mereka hal itu najis, karena makan dengan tangan tidak dicuci.

Bagi Yesus makan dengan tangan yang tidak dicuci, memang melawan kebiasaan, namun “tidak membuat orang itu najis = berdosa = pantas dihukum = dikucilkan.

Tindakan dengan mulut yang sering menyumpahi, tangan yang melakukan tindak kekerasan, anggota badan yang dipakai utk mencuri, dan lain-lain adalah tindakan najis atau berdosa.

Tindakan najis atau dosa adalah tindakan yang didorong oleh motivasi jahat. Amin

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *