
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Tuhan berfirman kepada Yeremia: “Jika bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat itu, rusak, tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain yang menurut pemandangannya, baik. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel.
Meski berkuasa mutlak, Tuhan “tidak membentuk/mencetak kita asal-asalan” tetapi terencana dan sempurna. Dan bila “tidak sesuai (= rusak/cacat), Dia akan membuatnya kembali. Maka hendaknya, kita hormat dan kagum atas peristiwa pembentukan dan pemeliharaan yang dilakukan Allah kepada kita.
2. Yesus bersabda: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik ke pantai. Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu dan yang tidak baik mereka buang”.
Di dalam kehidupan bersama Allah, hanya ada ikan yang baik (= orang yang baik/orang tidak berdosa). Di sana tidak ada lagi dendam dan kebinasaan. Maka, dalam hidup ini, hendaknya kita melakukan apa yang baik dan benar bagi Dia dan sesama. Amin.
Mgr Nico Adi MSC