
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dikisahkan bahwa: “Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta”.
Orang yang saleh, dekat dengan Tuhan, dan terpandang di hadapan raja dan masyarakat, toh sakit. Artinya sakit bisa menjangkiti atau dialami oleh siapa saja. Sakit bukan dengan sendirinya berarti hukuman atau kutukan, atau karena telah melakukan dosa besar tetapi melalui peristiwa sakit dan penyembuhan, Tuhan dan kerahiman-Nya dinyatakan kepada umat-Nya.
Dua, Yesus menegaskan: “Pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.”
Bagi Tuhan, menjadi bangsa terpilih (= orang istimewa/berpangkat) tidak dengan sendirinya mendapatkan hak/fasilitas/anugerah, tanpa berusaha atau bersusah payah, atau malah hidup seenaknya. Mereka harus bekerja keras, hidup baik, menunjukkan iman dan kesetiaan mereka kepada-Nya.
Bila hidupnya kacau (= sering berdosa, membuat masalah, menyebarkan fitnah, dll.) meski rajin berdoa, Tuhan tidak berkenan kepadanya. Maka, manusia diundang untuk hidup dalam iman, harapan dan kasih yang tulus seperti yang diteladankan Kristus kepada mereka. Amin.
Mgr Nico Adi MSC