
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dikisahkan Yeremia ancaman dan niat para lawannya: “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!”
Sirik, iri hati, merasa tersingkir dan ingin balas dendam telah terjadi sejak dahulu kala, hingga saat ini. Nabi-nabi (pewarta/utusan Allah) sering menjadi korban amukan/dianiaya karena menegur atau menyuarakan kebenaran/adanya ketidakadilan.
Semoga para penyuara kebenaran dan ketidakadilan itu, dikuatkan dan dianugerahi kata-kata hikmat yang menyegarkan dan membaharui kehidupan orang banyak.
Dua, Yesus menegaskan: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu”.
Menjadi besar di hadapan Allah, bukan pertama-tama karena darah kebangsawanan, atau kekuasaan, atau harta atau gelar kesarjanaan, atau kepangkatan akademik, dan lain-lain, tetapi karena pelayanan (= pengorbanan) yang tulus.
Semoga kita makin memahami tuntutan Yesus itu dan mau melakukannya dengan setia. Amin.
Mgr Nico Adi MSC