
Tanda-tanda sakramental dan istirahat yang dirayakan
Pada bagian ini Bapa Suci menuntun kita masuk ke dalam rahasia terdalam segala ciptaan yang dipenuhi sepenuh-penuhnya oleh Allah, sehingga orang bisa menemukan jejak-jejak aktivitas Ilahi dalam setiap makhluk ciptaan. Banyak orang kudus mendapat kesempatan mengalami kehadiran riil dan aktif yang ilahi dalam perjumpaan mendalamnya dengan sekalian makhluk ciptaan. Dalam keheningan dan kesunyian perjumpaan mendalam dengan makhluk-makhluk ciptaan lain itu para mistikus mengalami kesegaran dan istirahat.
Dalam tatanan sakramen-sakramen, alam diangkat oleh Allah menjadi perantara kehidupan adikodrati (=menjadi tanda dan sarana keselamatan). Melalui ibadat orang diajak merangkul segala kenyataan, diangkat dengan segala daya simbolisnya dan disatukan ke dalam pujian kita. Dalam pertemuan dengan Allah, kita juga dapat bersatu dengan alam semesta, karena semua makhluk ciptaan menemukan makna sejatinya dalam Sabda yang menjelma. “Kristianitas tidak menolak materi, kejasmanian, yang justru dihargai sepenuhnya dalam tindakan liturgis, di mana tubuh manusia menunjukkan sifatnya yang terdalam sebagai bait Roh Kudus dan disatukan dengan Tuhan Yesus, yang telah mengenakan tubuh demi keselamatan dunia” (hlm. 142, no. 235). Dalam Ekaristi dunia ciptaan menemukan keagungannya yang terbesar, karena Tuhan menjadikan diri-Nya santapan dalam wujud makanan dan minuman manusiawi, roti dan anggur. “Oleh karena itu Ekaristi menyatukan langit dan bumi, merangkul dan meresapi seluruh ciptaan, menjadi sumber terang dan motivasi untuk kepedulian kita akan lingkungan hidup, dan mengajak kita untuk menjadi penjaga seluruh ciptaan” (hlm. 143, no. 236).
Allah Tritunggal dan hubungan antara makhluk
Bagi umat kristiani seluruh realitas mengandung dalam dirinya jejak Allah Tritunggal Mahakudus. Pribadi-pribadi ilahi terus berhubungan satu sama lain, dan dunia, yang diciptakan menurut model ilahi, merupakan suatu jaringan hubungan. “Setiap makhluk condong kepada Allah, dan semua makhluk yang hidup pada gilirannya berciri khas untuk condong yang satu kepada yang lain, sehingga di alam semesta kita dapat menemukan hubungan tetap yang tak terhitung jumlahnya dan yang terjalin secara tersembunyi. …Semuanya saling berhubungan, dan hal itu mengajak kita untuk mengembangkan suatu spiritualitas kesetiakawanan global yang mengalir dari misteri Trinitas” (hlm. 145-146, no. 240).
Ratu seluruh ciptaan
Satu catatan singkat terkait dengan peranan Maria dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup pantas dikemukakan. Bapa Suci mengatakan bahwa Bunda Maria, “…tidak hanya menyimpan dalam hatinya seluruh kehidupan Yesus yang ia asuh dengan setia, tetapi sekarang pun ia memahami makna segala sesuatu. Oleh karena itu, kita dapat meminta dia untuk membantu kita memandang dunia ini dengan mata yang lebih bijaksana” (hlm. 146, no. 241).
St. Yosef, ditampilkan sebagai sosok pelindung, penyelamat, orang benar dan pekerja keras dan kuat, lembut tetapi tidak lemah, siap mengasihi dan melayani, dapat mengajar bagaimana melindungi. Karena itu Bapak Yosef dapat memotivsi kita untuk bekerja keras dengan murah hati dan lemah lembut melindungi dunia yang telah dipercayakan Allah kepada kita (hlm. 147, no. 242).