Berikut ini adalah terjemahan bebas dari homilli Bapa Suci Fransiskus pada saat misa malam pada tanggal 25 Februari 2022 di Basilika Santo Paulus.
Sebelum berbagi beberapa pemikiran, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Metropolitan Polykarpos, perwakilan Patriarkat Ekumenis, kepada Yang Mulia Ian Ernest, perwakilan pribadi Uskup Agung Canterbury di Roma, dan kepada perwakilan lainnya dari komunitas Kristen yang hadir. Saya juga berterima kasih kepada Anda semua, saudara dan saudari terkasih, karena datang ke sini untuk berdoa. Secara khusus, saya menyapa para mahasiswa dari Institut Ekumenis Bossey yang memperdalam pengetahuan mereka tentang Gereja Katolik, mahasiswa Anglikan dari Nashotah College di Amerika Serikat, dan penerima beasiswa Ortodoks dan Ortodoks Oriental dari Komite untuk Kerjasama Budaya dengan Gereja-Gereja Ortodoks. Marilah kita mewujudkan keinginan kita yang juga menjadi keinginan yang mendalam dari Yesus agar kita menjadi “satu” (Yoh 17:21) dan, dengan kasih karunia-Nya, maju di sepanjang jalan menuju kesatuan penuh!
Di jalan ini, kisah orang Majus dapat membantu kita. Mari kita perhatikan malam ini mengenai perjalanan mereka, yang memiliki tiga tahap: dimulai dari Timur, melewati Yerusalem, dan akhirnya tiba di Betlehem.
- Pertama, orang Majus berangkat “dari Timur” (Mat 2:1), karena di sanalah mereka pertama kali melihat bintang. Mereka berangkat dari Timur, dari bagian di mana matahari terbit, namun mereka mencari cahaya yang lebih terang. Orang-orang bijak ini tidak puas dengan pengetahuan dan tradisi mereka sendiri; mereka menginginkan sesuatu yang lebih. Oleh karena itu, mereka memulai perjalanan yang berisiko, didorong kegelisahan untuk mencari Tuhan. Saudara-saudari terkasih, semoga kita juga mengikuti bintang Yesus! Semoga kita tidak membiarkan diri kita terganggu oleh gemerlapnya cahaya dunia ini, yang nampak seperti bintang-bintang yang cemerlang namun kemudian jatuh. Semoga kita tidak mengikuti gaya hidup saat ini, seperti bintang jatuh yang kemudian terbakar habis. Semoga kita tidak mengikuti godaan bersinar dengan cahaya kita sendiri, hanya peduli dengan kelompok kita sendiri dan pelestarian diri kita. Marilah kita mengarahkan pandangan kita pada Kristus, pada surga, pada bintang Yesus. Mari kita ikuti dia, Injilnya, undangannya untuk bersatu, tanpa khawatir tentang berapa lama dan melelahkan mungkin jalan menuju pencapaian penuh. Janganlah kita lupa bahwa dengan melihat terang, Gereja – Gereja kita – di jalan kesatuan, terus menjadi “misteri bulan”. Mari kita berhasrat untuk melakukan perjalanan bersama, saling mendukung, seperti yang dilakukan orang Majus. Secara tradisional, orang Majus digambarkan dengan jubah warna-warni yang mewakili berbagai bangsa. Di dalamnya, kita dapat melihat cerminan perbedaan kita sendiri, tradisi dan pengalaman Kristiani kita yang berbeda, tetapi juga kesatuan kita, yang lahir dari keinginan yang sama: melihat ke surga dan melakukan perjalanan bersama di bumi.
Dari Timur, kita juga kemudian berpikir tentang orang-orang Kristiani yang tinggal di berbagai daerah yang hancur karena perang dan kekerasan. Adalah Dewan Gereja-Gereja Timur Tengah yang menyiapkan sumber daya untuk Pekan Doa ini. Saudara-saudari kita ini menghadapi sejumlah tantangan yang sulit, namun dengan kesaksian mereka, mereka memberi kita harapan. Mereka mengingatkan kita bahwa bintang Kristus bersinar dalam kegelapan dan tidak pernah terbenam; dari atas, Tuhan menyertai dan menyemangati langkah kita. Di sekelilingnya, di surga, bersinar bersama, tanpa perbedaan pengakuan, sekelompok besar martir; mereka menunjukkan kepada kita di sini di bawah jalan yang jelas, jalan persatuan!