
Hari ini kita memperingat satu orang kudus:, Santa Agatha. Dia lahir di Kantania, sekitar tahun 250-an. Dia menjadi martir pada masa pemerintahan Kaisar Decius (249-251) karena bertekad untuk hidup suci di hadapan Allah, sehingga menolak lamaran pegawai tinggi kerajaan Romawi. Agatha diyakini sebagai orang yang punya kuasa untuk mengendalikan letusan gunung Etna, Sisilia.
Dalam 1Kor 1: 26 – 31 Paulus menegaskan: “Saudara-saudara, ingatlah bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Allah telah membuat berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Lukas dalam injilnya (Luk 9: 23-26) mewartakan sabda Yesus kepada orang banyak: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.”
Hikmah apa yang dapat kita petik:
Satu, Santa Agatha mampu mempertahankan niatnya untuk hidup murni bagi Allah meski banyak petinggi melamar dia dengan iming-iming kekayaan, fasilitas, maupun kemasyuran.
Persembahan diri itu sering gagal mungkin karena “tidak punya pilihan”, ikut kemauan orang tua, “mentalitas mengalir saja” atau minta dimanja.
Dua, Yesus bersabda: “Siapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa kehilangan karena Aku akan menyelamatkan nyawanya.”
Ketika kita kehilangan sesuatu yang berharga, ada rasa menyesal, kecewa, ingin marah, dan malah ingin demo. Di sisi lain, ada suara yang mengakui kelemahan dan ketidakmampuan kita di hadapan Tuhan.
Hendaknya kita tetap kuat iman dan bermental baja agar banyak proyek perkembangan dapat terlaksana dengan baik. Semoga hidup kita, aman dan tenteram. Dan kita menyikapi hal-hal itu supaya usaha itu terkontrol dengan baik dan bukan sebaliknya. Amin.
Mgr Nico, MSC