
Hari ini kita memperingati satu orang kudus, St. Ambrosius, uskup dan pujangga gereja. Ambrosius lahir di Trier – Jerman pada tahun 334. Ia mahir dalam berbahasa Latin dan Yunani, dan di bidang hukum. Karena kepandaiannya, dia diangkat menjadi Gubernur di Milano, Italia Utara.
Ketika uskup Milan meninggal, terjadilah perselisihan antara umat kristen dan penganut Arianisme. Ambrosiuslah yang dipilih untuk menjadi uskup, meski dia belum dibaptis. Setelah semuanya dibereskan, Ambrosius ditahbiskan menjadi uskup.
Selama kepemimpinannya, dia memperjuangkan hak-hak kaum tertindas, menghentikan campur tangan negara, dan melenyapkan bidaah Arianisme.
Paulus dalam Ef 3: 8-12 menegaskan: Saudara-saudaraku, kepadaku, orang yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu.
Aku pun diutus untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 10: 11-16) mewartakan sabda Yesus: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai beraikan domba-domba itu.
Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-dombaKu.
Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Ambrosius adalah orang yang cerdas dan pandai. Dia telah diangkat menjadi Gubernur. Namun ketika dipilih menjadi uskup, dia meninggalkan jabatan, kenyamanan dan kesejahteraan hidup.
Lembaga gerejani dan umat Allah butuh pendampingan dan pencerahan dari orang-orang yang cerdas dan pandai. Hendaklah para orang tua, piko, ketua lembaga dan paguyuban, dan lainnya menyadari dan memahami bahwa umat Allah membutuhkan tenaga-tenaga andalan. Maka, relakan anak-anak mengikuti panggilan hidup demi kerajaan Allah.
Dua, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik, yang tidak lari ketika srigala datang.
Hendaklah para pemimpin kita berani pasang badan, turun ke lapangan, turun tangan untuk keselamatan/perkembangam hidup yang sejahtera dan berkeadilan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC