Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi

SURAT GEMBALA

MENYAMBUT SINODE 2021-2023

KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Dibacakan/diterangkan tanggal 23-24 Oktober 2021

“MENUJU GEREJA SINODAL:

PERSEKUTUAN, PARTISIPASI, DAN MISI”

 

Bapak Kardinal, Bapak Uskup, para Romo, Bruder, Suster, Frater, Ibu-Bapak, Kaum Muda, Remaja, dan Anak-anak yang terkasih dalam Kristus. Berkah Dalem.

Pada hari Minggu, 10 Oktober 2021, di Roma, Paus Fransiskus telah membuka secara resmi Sinode Para Uskup yang akan berlangsung selama 2 tahun dan berpuncak pada Oktober 2023. Sinode ini mengambil tema: “Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”. Bapa Suci Paus Fransiskus menghendaki agar Sinode kali ini melibatkan tidak hanya para Uskup, namun juga seluruh umat beriman, baik kaum tertahbis (klerus), anggota hidup bhakti, maupun awam di seluruh dunia. Hal ini ditempuh melalui pelaksanaan Sinode di masing-masing keuskupan.

Itulah sebabnya pembukaan Sinode oleh Paus tersebut kemudian diikuti oleh pembukaan Sinode Keuskupan, pada Minggu 17 Oktober 2021. Pembukaan Sinode Keuskupan Agung Semarang telah kita laksanakan pada tanggal tersebut dalam perayaan Ekaristi di gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Randusari Semarang.

Apa itu “Sinode”?

Berdasarkan asal katanya, “sinode” berasal dari 2 kata Yunani syn (=bersama) dan hodos (=berjalan). Maka Sinode berarti “berjalan bersama”. Sedangkan menurut kanon 342 Kitab Hukum Kanonik, “Sinode para Uskup ialah himpunan para Uskup yang dipilih dari pelbagai kawasan dunia yang pada waktu-waktu yang ditetapkan berkumpul untuk membina hubungan erat antara Paus dan para Uskup, dan untuk membantu Paus dengan nasihat-nasihat guna memelihara keutuhan dan perkembangan iman serta moral, guna menjaga dan meneguhkan disiplin gerejawi, dan juga mempertimbangkan masalah-masalah yang menyangkut karya Gereja di dunia”.

Sinode menjadi undangan untuk berjalan bersama dengan saling mendengarkan, berdialog, melakukan disermen atau maneges bersama, dll. Dengan cara berjalan bersama ini Gereja akan dapat setia melaksanakan misi yang dipercayakan kepadanya. Maka persekutuan umat beriman diundang untuk berpartisipasi menjalankan misi atau perutusan.

Semua anggota Gereja, baik klerus (tertahbis), anggota hidup bakti (religius dan sekular) maupun awam, yang tersebar dalam berbagai kelompok (lingkungan, wilayah, paroki, kevikepan, kelompok persaudaraan dan paguyuban, komunitas hidup bhakti, dll) diundang untuk saling berbagi dan mendengarkan kisah pengalaman iman agar dapat mendengar bisikan Roh Kudus, hingga dapat bersama-sama melaksanakan misi atau perutusan di dunia ini dengan lebih baik.

Mengapa Sinodalitas Gereja begitu ditekankan?

Sinodalitas atau kebersamaan Gereja sangat ditekankan karena hal itu merupakan “modus vivendi (cara hidup) dan modus operandi (cara bertindak)” khusus Gereja. Dalam dan melalui kebersamaan ini umat Allah mewujudkan diri sebagai persekutuan (communio) yang berjalan bersama, berkumpul, dan mengambil bagian (participatio) secara aktif dalam melaksanakan misi atau perutusan (missio).

Gereja sinodal adalah Gereja yang bergerak keluar, Gereja yang misioner, yang pintu-pintunya terbuka (Evangelii Gaudium 46). Semangat ini tergambar dengan sangat nyata pada sikap para Rasul yang berkata: “Kami tidak mungkin untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan kami dengar” (Kis 4:20) sebagaimana tema Minggu Misi Sedunia ke-95 hari ini.

Ungkapan semangat dan gerak nyata para Rasul itu “merupakan panggilan kepada kita masing-masing untuk ‘memiliki’ dan membawa kepada orang lain apa yang kita kandung dalam hati kita. Misi selalu menjadi tanda resmi Gereja, karena ‘Gereja ada untuk mengevangelisasi’ (EN 14)”. Hal ini ditegaskan kembali oleh Paus Fransiskus dalam pesannya pada Minggu Misi ini.

 

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Sinode di Keuskupan Agung Semarang akan berlangsung selama 5 bulan, mulai tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan 17 Maret 2022. Dalam kurun waktu lima bulan tersebut akan dilakukan proses konsultasi atau rembugan dalam berbagai kelompok guna mengumpulkan kekayaan pengalaman sinodalitas yang dihidupi dalam berbagai ungkapan serta aspek yang melibatkan para gembala dan seluruh umat beriman.

Proses sinode ini akan menjawab dua (2) pertanyaan pokok dan mendasar:

  1. Bagaimana “berjalan bersama” ini terjadi sekarang di tingkat-tingkat yang berbeda (dari tingkat lokal ke tingkat universal), yang memampukan Gereja untuk mewartakan Injil?
  2. Langkah-langkah apa yang diminta Roh Kudus untuk kita ambil agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi suatu Gereja sinodal?

Bagaimana Sinode itu akan dilaksanakan di KAS dan apa yang harus dilakukan oleh umat?

Di Keuskupan kita, Sinode ini akan difasilitasi oleh Tim Khusus yang sudah saya bentuk. Tim ini akan segera mempersiapkan serta menetapkan langkah-langkah pelaksanaan proses sinode. Konsultasi akan dilaksanakan dalam kelompok-kelompok yang meliputi kategori anak, remaja, kaum muda, orang dewasa, imam, hidup bhakti, paguyuban-paguyuban dan kelompok persaudaraan, serta lembaga pendidikan katolik dan lembaga pemberdayaan umat.

Karena sinode ini menjadi kesempatan untuk semakin meningkatkan kesadaran umat dalam menghayati persekutuan, partisipasi dan perutusannya, maka akan dilaksanakan dengan mendengarkan semua umat beriman. Semua umat menjadi subjek sensus fidelium (rasa perasaan akan yang adikodrati atau rasa perasaan iman) yang tidak lain adalah suara yang hidup dari umat Allah.

Selain berpartisipasi dalam konsultasi iman, umat juga dimohon untuk terus mendaraskan Doa untuk Sinode “Adsumus Sanctae Spiritus” dalam pelbagai kesempatan pertemuan umat, khususnya pada perayaan Ekaristi hari Minggu sepanjang pelaksanaan sinode.

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Saya tidak bermaksud menjelaskan secara detail tentang Sinode dalam Surat Gembala ini. Saya lebih ingin mengajak Anda semua, umat Allah di Keuskupan Agung Semarang ini, untuk berpartisipasi dengan penuh iman dan kegembiraan kasih karena kita sadar bahwa kita semua diutus oleh Kristus untuk mewartakan Injil dalam hidup kita.

Bapa Suci Fransiskus melalui pesannya pada Minggu Misi hari ini juga menegaskan bahwa “hari ini juga Yesus membutuhkan hati yang mampu mengalami panggilan sebagai kisah cinta sejati yang mendorong mereka pergi ke pinggiran dunia sebagai pewarta-pewarta dan pelaku-pelaku belas kasih. … Maka untuk berada dalam misi, kita harus memiliki kehendak untuk berpikir seperti Kristus sendiri”.

Semoga Bunda Maria, murid pertama yang diutus, meningkatkan dalam diri semua orang yang telah dibaptis hasrat untuk menjadi garam dan terang dunia (bdk. Mat 5:13-14). Mari kita jalani sinode di Keuskupan kita dengan penuh syukur dan sukacita. Berkah Dalem.

 

Semarang, 20 Oktober 2021

† Mgr. Robertus Rubiyatmoko

Uskup Keuskupan Agung Semarang

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *