Renungan Harian 23 September 2021

Hari ini kita memperingati satu orang kudus, yaitu Padre Pio.  Dia lahir di Pietrelcina, Italia pada tahun 1887. Sejak kecil, dia mengalami penglihatan-penglihatan surgawi dan penindasan setan.

Pada usia 16 tahun, dia masuk biara Kapusin, dan ditahbiskan sebagai imam pada tahun pada tahun 1910.  Dia sakit-sakitan dan ketika berdoa di depan salib, dia diberi stigmata yang terus-menerus mengalirkan darah selama 50 tahun. Ia adalah imam pertama yang mendapatkan stigmata.

Kejadian tersebut membuat ribuan orang datang kepadanya. Waktunya habis untuk  melayani mereka dan mendengarkan pengakuan dosa. Meski demikian, dia mengaggap dirinya sebagai orang yang tidak layak menerima anugerah-anugerah itu.

Ia meninggal dalam usia 81 tahun, tanggal 23 September 1968. Setelah dia meninggal, selama beberapa waktu kamarnya dipenuhi dengan bau harum, dan stigmata itu tidak tampak lagi. Beliau dinyatakan sebagai santo oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 16 Juni 2002.

Nabi Hagai (Hag 1: 1-8) mengisahkan: “Pada tahun yang kedua pemerintahan raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar.  Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!”

Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah ini tetap menjadi reruntuhan?

Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!

Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.

Lukas dalam injilnya (Luk 9: 7-9) mewartakan: “Pada waktu itu, ketika Herodes, mendengar segala yang terjadi ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.

Tetapi dia berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Padre Pio yang sakit-sakitan, dan sering menerima anugerah surgawi adalah orang pertama yang mendapat stigmata.  Anugerah Allah kepada orang-orang tertentu, dan bagaimana atau apa kriterianya, bagi kita tetap merupakan misteri. Semua itu adalah wujud kepenuhan dari keputusan dan kehendak Allah. Kita patut bersyukur bahwa meski penuh dengan kekurangan dan tidak layak,  manusia mendapatkan kepercayaan untuk ambil bagian dalam karya besar Tuhan bagi umat-Nya.

Dua, Herodes amat cemas ketika ada orang yang mengatakan bahwa Yohanes telah bangkit.  Herodes cemas karena takut akan mendapatkan teguran lagi dari Yohanes seperti yang sudah-sudah. Orang cemas karena akan ada pengecekan, sedangkan dirinya dan pekerjaannya tidak beres. Bisa juga orang itu terlibat dalam kegiatan yang salah atau membiarkan dirinya dipengaruhi orang lain untuk berbuat kejahatan.

Semoga kita waspada akan hal ini. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *