Allah Hadir Untuk Menyelamatkan Keluarga

Oleh BAPAK JULIUS KARDINAL DARMAATMADJA SJ

Pembukaan

Merayakan Hari Raya Natal adalah merayakan kedatangan Allah yang  hadir untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka (bdk. Mat 1:21 dan 23). Sejak dosa Adam dan Hawa Allah telah bertindak menyiapkan karya penyelamatan ini. Ini tampak dalam dialog antara Allah dan Setan yang berwujud ular. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (ular-setan) dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kej 3:15). Yang disiapkan Allah adalah Maria (perempuan) dan keturunannya (yaitu Yesus, Allah Putra yang menjadi Anak Maria). Yesus akan mengalahkan Setan (meremukkan kepada ular), menyelamatkan umat manusia dari dosa mereka. Kelahiran Yesus kita rayakan pada hari Natal. Maka merayakan Natal adalah merayakan kehadiran Allah yang menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka. Untuk menyiapkan Maria, dan calon suaminya Yusuf ternyata melalui jalan panjang, yaitu membangun bangsa yang terpilih. Melalui bangsa yang terpilih ini lahirlah Maria (bdk Mt 1:16) dan Yusuf (bdk Mt 1:16 dan 23) lahir.

Abraham Bapa Bangsa Terpilih

Kira-kira dua abad setelah Adam dan Hawa berdosa, dipilihlah seorang yang bernama Abram oleh Allah, dan dia dengan isterinya Sarai dan seluruh kerabat, budak dan ternaknya, yang serumah dengan Abram, diminta pergi dari lingkungan bangsa dan budayanya, ke tanah Kanaan (bdk Kej 12:5). Abram dijanjikan akan  menjadi bapa bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi semua kaum diseluruh bumi (bdk Kej 12:1-4). Selang beberapa waktu Tuhan berjanji akan memberikan tanah Kanaan bagi keturunan Abraham (Kej 12:7). Jadi, kepada Abram telah dijanjikan keturunan dan tanah Kanaan untuk keturunan Abram.

Setelah beberapa waktu janji Tuhan kepada Abraham akan menurunkan bangsa-bangsa diulangi secara lebih resmi. Nama Abram diganti Allah menjadi Abraham dan Sarai isterinya menjadi Sara. Dan semua orang dan anak laki disunat. Sunat adalah tanda bagi bangsa terpilih oleh Tuhan. (lihat Kej 17)

Tetapi janji Tuhan tidak cepat tampak terlaksana. Anak pertamanya yang dinamai Iskak (Kej 17:19; 21:3  ) cukup lama dinantikan. Dan dia satu-satunya anak Abraham. Kemudian Iskak menurunkan anak kembar yaitu Esau dan Yakub (lihat Kej 25:19-34) . Dari cucu Abraham Yakub inilah yang anaknya banyak yaitu 13 orang, satu perempuan yaitu Dina, dan 12 anak laki-laki, yang berkembang menjadi 12 suku di tanah Mesir. (Lihat Kej 49:28 dan 1 Tawarikh 2:12). Kedua belas suku keturunan Abraham di Mesir berkembang, tetapi lama kelamaan dijadikan budak orang Mesir. (bdk Kel 1:1-22). Karena menderita, Allah berbelas kasih (Kel 2:24-25), dan membebaskan mereka dengan perantaraan Musa dan Harun. Kepada Musa di gunung Horeb ketika minta Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah juga sudah menyebut dirinya: Allah Abraham,  Allah Iskak dan Yakub (Kel 3:6), supaya bangsa Israel tahu, bahwa yang membawa keluar dari Mesir adalah Allah leluhur mereka.

Supaya dapat keluar dari Mesir perlu izin dari Firaun. Banyak mukjizat dibuat Musa (Kel 7:14-25; 8:1-15; 8:16-19; 8:20-32; 9:1-7; 9:8-12; 9:13-35; 10:1-29; 11:1-10), dan yang membuat diizinkan ketika mukjizat itu adalah kematian anak sulung, baik manusia maupun hewan (Kel 12:29-42). Mukjizat besar juga ketika   menyeberangi Laut Teberau yang oleh Allah dengan perantaraan Musa, laut terbelah dua menjadi jalan darat umat Israel yang menyeberang. (Kel 14:21-31). Perjalanan mereka akhirnya sampai ke kaki Gunung Sinai (Kej 19:1-2). Di sini mulailah Allah Abraham, Iskak dan Yakub membentuk mereka menjadi Umat beriman, menjadi Umat yang hidup dibawah Hukum 10 Perintah Allah ( Kel 20:1-17), dalam rangka mendidik menjadi Umat Perjanjian Lama. Bangsa Israel yang terdiri dari 12 suku keturunan Abraham, berjanji akan setia kepada Allah, dan sebaliknya Allah menjadi Allah mereka. Perjanjian itu diresmikan Musa dengan memercikkan darah korban kepada umat (lihat Kej 24:1-12). Umat Israel mulai mengembangkan upacara untuk berbhakti kepada Allah. Antara lain menyimpan 2 lempeng batu dengan tulisan 10 Perintah Allah disimpan di kotak yang bernama Tabut Perjanjian (Kej 37).

Masuk Ke Tanah Terjanji

Dengan banyak mukjizat pula bangsa Israel dipimpin Yosua memasuki dan menang terhadap bangsa-bangsa yang ada di Kanaan (lihat Yos),  tanah yang sudah dijanjikan sejak Abraham. Pemerintahan zaman itu adalah teokrasi berarti langsung dipimpin Allah dengan perantaraan orang yang ditunjuk Allah, yaitu para Hakim. Zaman ini disebut zaman para Hakim (Lihat Hakim).  Yang terakhir adalah Samuel (Hakim 7:15-17).

Mesias Keturunan Raja Daud

Supaya seperti bangsa-bangsa lainnya, saat itu Umat Israel minta dipimpin raja. Allah mengizinkan dan Hakim Samuel diminta memilih dan mengangkat Saul menjadi raja pertama   (1 Sam  10:1-27). Saul digantikan oleh Daud (1 Sam16:1-13; 2 Sam 2:1-7; 2 Sam 5:1-3; 1 Taw 11:1-3). Pada zaman Daud bangsa Israel mencapai puncak keunggulan Kerajaan. Mesias yang akan datang dinubuatkan para nabi sebagai keturunan Daud. Umpama:

Satu, Yesaya menubuatkan tentang kelahiran Mesias dari keturunan Daud yang akan membawa damai, dan secara spesifik menyebutkan bahwa Mesias akan lahir dari seorang perempuan muda dan akan dinamakan Imanuel (Yesaya 7:14, Yesaya 11:1-9).

Dua, Nubuat Yeremia. Yeremia menubuatkan datangnya “Tunas Adil bagi Daud” yang akan memerintah dengan adil dan akan disebut “TUHAN, Keadilan kita”.(Yer 23:5-8)

Yeremia 31:31-34:  Meramalkan perjanjian baru yang akan dibuat dengan umat Allah, di mana hukum-Nya akan tertulis dalam hati mereka.

Tiga, nubuat Yehezkiel. Yehezkiel 34:23-25 menubuatkan bahwa Tuhan akan mengangkat “seorang gembala” yang akan memerintah umat-Nya, dan “anak-anak-Ku” akan hidup dengan aman.

Empat, Zakharia. Zakharia menubuatkan kedatangan Mesias yang akan masuk ke Yerusalem dengan naik keledai (Zakharia 9:9), yang kemudian digenapi oleh Yesus Kristus.

Memang dari bangsa inilah Maria dan Yusuf akan terlahir. Dan dari Marialah akan lahir Mesias, Yesus, Juru Selamat yang kelahiran-Nya kita rayakan pada hari Natal. Dialah pelaksana Perjanjian Baru, pengganti dan penyempurna bagi Perjanjian Lama.

Yesus Lahir Saat Kerajaan Umat Terpilih Telah Runtuh

Yesus lahir saat kerajaan bangsa terpilih sudah tak berarti lagi. Setelah Raja Salomo, anak dan pengganti Raja Daud wafat, kerajaan pecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel dan Yehuda. Tahun 722 SM, Kerajaan Israel (Kerajaan Utara) dihancurkan oleh bangsa Asyur, dan penduduknya diasingkan; demikian pula tahun 586 SM, Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) dan kota Yerusalem dihancurkan oleh bangsa Babilonia di bawah Raja Nebukadnezar II, dan banyak penduduknya dibuang ke Babilonia. Tetapi Tahun 538 SM, Raja Koresh Agung menguasai Babilonia dan mengeluarkan surat perintah yang memberikan izin bagi orang Yahudi untuk kembali dan membangun kembali Yerusalem. Tahun 520–515 SM, gelombang kepulangan pertama terjadi, dipimpin oleh Zerubabel dan Imam Besar Yesua. Mereka mulai membangun Bait Suci Kedua.

Tetapi setengah abad kemudian pada 63 SM Palestina ditaklukkan Jenderal Pompey dari Roma, sehingga menjadi jajahan Romawi. Pada tahun 37 SM, Herodes Agung diangkat sebagai raja jajahan Romawi dan memerintah seluruh Palestina. Bersama dengan runtuhnya bangsa pilihan Tuhan sebagi suatu kerajaan, banyak orang juga menjadi tak peduli dengan iman mereka. Namun masih ada yang dinamakan “sisa” kecil yang tetap setia. Yesus Juru Selamat lahir di Bethlehem kira-kira tahun 5 SM. Yesus lahir dari lingkungan “sisa kecil” ini.  Demikianlah ‘sejarah’ singkat kelahiran Yesus. Perjanjian Baru dimulai, menggantikan Perjanjian Lama. (Yer 31:31-34).

Perjanjian Lama ditulis di 2 Loh Batu dan disimpan dalam Tabut Perjanjian. Kurang efektif karena ada di luar manusia. Kerap kali Umat Perjanjian Lama tidak setia. Sekarang menjadi jajahan Kaisar Roma. Lahirlah dari reruntuhan itu umat Perjanjian Baru. Perjanjian Baru justru ditulis dalam hati manusia: “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (Yer 31:33). Proses ini akan terlaksana dengan Kelahiran Yesus yang kita rayakan pada hari Natal. Tentang kelahiran-Nya dalam hati, terjadi saat kita menerima sakramen baptis. Sejak kita dibaptis Yesus Kristus mulai hidup dalam diri kita, ditemani Roh Kudus yang juga bersemayam dalam hati nurani kita sebagai pembimbing perilaku hidup kita. Kitalah Umat Perjanjian Baru itu dimana Allah hadir dalam hidup kita untuk menyelamatkan.

Merayakan Natal

Maka bagi kita keluarga-keluarga Katolik, merayakan Natal tak lain adalah merayakan kehadiran Allah dalam pribadi masing-masing maupun dalam keluarga-keluarga sebagai keluarga untuk menyelamatkan. (bdk. judul Surat Gembala Natal PGI dan KWI tahun 2025). Merayakan kehadiran Yesus dalam keluarga, berarti merayakan kehadiran-Nya yang meneguhkan cinta suami-isteri dan cinta mereka terhadap anak-anak mereka. Maka perlu menjaga jangan sampai ada kekerasan, perseteruan, saling curiga, menutup diri dan apapun yang mencederai kasih dalam keluarga. Juga keluarga-keluarga saling menjaga agar jangan sampai ada masalah yang umum menghinggapi keluarga masa kini, yaitu masalah ekonomi, judi online, pinjaman online, narkoba, masalah-masalah masa kini yang dapat tumbuh dalam keluarga kita.

Kehadiran Yesus dalam keluarga juga membuat keluarga bersifat misioner, yang peduli akan kesejahteraan dan kehidupan yang baik secara moral, dari keluarga-keluarga yang ada di dekat mereka, sehingga memancarkan kasih Yesus sendiri.

Tentu saja diandaikan juga mencintai Gerejanya, mencintai semua imam yang melayani mereka. Hadir dalam pertemuan paroki atau lingkungan dan berani menjadi pimpinan mereka. Peduli untuk tumbuhnya panggilan anak mereka untuk menjadi imam atau biarawan-biarawati. Kalau tidak ada anak yang masuk seminari atau menjadi bruder atau suster, kepedulian keluarga dapat berbentuk memberi dana kepada seminari atau lembaga hidup bhakti yang ada di sekitar mereka.

Penutup

Dalam masa Natal nanti, mari kita bersujud di depan gua di mana kanak-kanak Yesus terbaring di palungan. Kita sujud menyembah, karena Dia adalah Allah Putra yang menjelma menjadi manusia. Ia datang di dunia untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia. Kehadiran-Nya meneguhkan iman, harapan dan kasih kita. Kita berterima kasih yang tak terhingga, dan sembah bakti kita haturkan sambil mohon berkat bagi keluarga kita. Kita sampaikan suka-duka keluarga kita, sambil mohon agar cinta kasih dan saling melayani subur dalam keluarga. Mari kita sampaikan salam hormat kita kepada St. Yusuf, yang telah mengorbankan diri dan menyesuaikan diri dengan kehendak Allah menjadi pendamping Bunda Maria dan bapa pengasuh Yesus yang sangat setia. Allah mendahului berkarya karena keluarga Yusuf dan Maria terpilih untuk menerima di tengahnya kehadiran Allah yang menjelma jadi manusia, sebagai Anak Maria. Mari kita proficiati, beri ucapan selamat pada Maria, yang telah melahirkan sebagai Putranya, Allah Putra yang diutus Allah Bapa untuk menebus dosa manusia. Mari kita memuji ketabahannya karena harus melahirkan putra dalam perjalanan, di tempat yang tidak layak karena melahirkan di gua kandang hewan, ditemani para gembala domba. Salam dan terima kasih kepada gembala-gembala domba yang menemani Keluarga Kudus.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *