Renungan Harian 4 Desember 2025

Dalam Yes 26: 1-6 dikisahkan: Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: “Pada kita ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN telah memasang tembok dan benteng. Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia! Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya.

Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal. Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang berbenteng telah direndahkan-Nya, direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicampakkan-Nya sampai ke debu. Kaki orang-orang sengsara, telapak kaki orang-orang lemah akan menginjak-injaknya.”

Matius dalam injilnya (Mat 7: 21.24-27) mewartakan sabda Yesus: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Sebaliknya, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, ketika bangsa Israel ada di tanah pembuangan (diusir keluar dari negeri mereka) dan menderita, mereka ingat akan Tuhan dan menyesali kedosaan mereka. Pada waktu itu Yesaya menyerukan bahwa hanya pada Tuhanlah ada keselamatan dan ketenangan serta sukacita. Maka dia mengajak bangsanya untuk kembali dan berbakti kepada Allah yang telah mengalahkan musuh mereka dan membuka pintu belas kasih dan pengampunan bagi mereka.

Peran nabi/utusan Tuhan/piko/pemimpin masyarakat adalah memberikan pencerahan dan harapan serta jalan keluar agar bangsanya/komunitasnya bangkit dari jurang kedosaan dan bukan menolak atau menakut-nakuti atau mencelakakan mereka.

Dua, Yesus sebagai guru agung menegaskan bahwa orang/bangsa yang akan bahagia dan selamat adalah orang yang mendengarkan sabda dan melaksanakannya.

Sabda Allah itu bisa berupa nasihat yang disampaikan orang tua, guru, ketua RT, bisa juga berupa renungan, bisa juga berwujud teladan hidup sesama kita, meski mereka tidak seiman dengan kita. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *