Renungan Harian 6 November 2025

Melalui Rom 14: 7-12 Paulus menyapa umatnya: Saudara-saudara, tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.

Sebaliknya, engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah, karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.” Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Lukas dalam injilnya (Luk 15: 1-10) mewartakan: Ketika itu, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil para sahabat dan para tetangga serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih besar daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil para sahabat dan para tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada para malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, dari pengalaman panggilan pribadinya, Paulus semula merasa dan menyatakan bahwa dia adalah pemilik dirinya dan karena surat sakti para petinggi Yahudi dan para imam, dia punya kuasa atas hidup dan mati. Setelah ditangkap dan ditaklukkan kasih Kristus, dia benar-benar menjadi milik Kristus yang sejati. Apa yang dulu dimiliki dan dibanggakan, akhirnya dia katakan tidak berarti apa-apa. Bagi dia, dalam keadaan hidup dan mati, dia adalah milik Kristus. Hal itu dia nyatakan agar kita pun menjadi milik Kristus secara utuh, dan tidak ragu-ragu.

Dua, Allah adalah Pemilik dan Gembala Domba yang sejati. Maka tidak seekor pun dibiarkan hilang atau mati. Dia adalah pemilik yang teliti dan tulus dalam memelihara, memperhatikan, mencintai dan mengenal satu per satu. Meski hanya satu, Dia tahu bahwa ada domba-Nya yang hilang. Usaha untuk mencari yang hilang juga luar biasa sehingga bisa ditemukan. Bisa jadi bahwa dia dibantu oleh banyak orang-orang kepercayaan-Nya sehingga domba itu segera ditemukan. Allah memberikan teladan tentang arti pengorbanan, tanggung jawab dan kepercayaan serta punya orang-orang kepercayaan dan harga seekor domba. Kalau domba diperlakukan demikian istimewa, Dia pun memperlakukan kita juga lebih istimewa. Hendaknya kita pun berlaku demikian kepada sesama kita, meski orang itu bersalah atau pernah meninggalkan/menyakiti kita. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *