Minggu Biasa XXXI
Minggu, 2 November 2025
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Bacaan I : 2Mak. 12:43-46
Bacaan II : 1Kor. 15:20-24a.25-28
Bacaan Injil : Yoh. 6:37-40
Pentingnya Mendoakan Arwah
Dalam bacaan Injil pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman hari ini, Tuhan Yesus mengungkapkan apa yang menjadi kehendak Allah. Ditegaskan Tuhan Yesus, “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman”.
Allah menghendaki kita semua yang beriman pada Kristus mengalami keselamatan, hidup dalam kekudusan, selalu bersatu, dan akan dibangkitkan pada akhir zaman.
Ada tradisi Gereja yang sangat baik setiap tanggal 2 November, yakni mendoakan semua arwah orang beriman, saudari-saudara kita yang sudah dipanggil Tuhan. Pada hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman hari ini menjadi waktu yang tepat untuk mengenangkan mereka yang telah meninggal dunia, baik melalui intensi/ujub Misa bagi kedamaian kekal jiwa mereka, mengenangkan mereka secara khusus dalam Misa Arwah, maupun mengunjungi makam (jika memungkinkan).
Dengan misa arwah, kita hendak memuji dan bersyukur kepada Allah atas anugerah kehidupan ini. Melalui Ekaristi Gereja memohon cinta dan belas kasih Allah, serta pengampunan dosa bagi orang yang meninggal dunia. Pada perayaan Ekaristi itu seluruh umat kristiani menegaskan dan mengungkapkan kesatuan Gereja di dunia dengan Gereja di surga yang berhimpun dalam persekutuan para kudus. Itulah yang dikenal dengan persekutuan dengan semua orang kudus (communio sanctorum).
Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK no. 954), diajarkan bahwa Kristus menyatukan seluruh anggota Gereja dalam communio sanctorum, yakni mereka yang masih mengembara di dunia ini (Gereja yang berziarah), mereka yang sedang dimurnikan di dalam Api Penyucian (Gereja yang menderita), maupun mereka yang telah berjaya di Sorga (Gereja yang mulia).
Gereja tidak hanya berdoa untuk umatnya yang masih hidup di dunia, tetapi juga berdoa untuk umatnya yang sudah meninggal dunia. Gereja dipanggil untuk mempersembahkan kurban Ekaristi bagi umatnya yang semasa hidup mengimani Kristus.
Praktik mendoakan arwah ini bukanlah praktik baru. Katekismus Gereja Katolik menyatakan, “Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan” (no. 1032).
Cara-cara apa yang paling efektif untuk membantu membebaskan arwah-arwah dari Api Penyucian? Menurut Maria Simma, cara yang paling efisien adalah melalui Misa Kudus. Mengapa Misa Kudus? Yesus Kristus sendiri menawarkan diri-Nya karena kasih terhadap kita. Adalah kurban Yesus sendiri kepada Allah, kurban yang paling indah. Imam adalah wakil Allah, tetapi Allah sendiri yang mempersembahkan diri-Nya sendiri dan mengurbankan diri-Nya sendiri bagi kita.
Gereja mengajarkan: “Misa Kudus melampaui ruang dan waktu, mempersatukan segenap umat beriman di surga, di bumi dan di api penyucian dalam Komuni Kudus, dan Ekaristi Kudus sendiri mempererat persatuan kita dengan Kristus, menghapus dosa-dosa ringan serta melindungi kita dari dosa berat di masa mendatang (bdk. Katekismus no. 1391-1396).
Selain mendoakan dalam misa kudus, menurut Maria Simma, kita juga bisa menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian dengan mengucapkan doa Rosario, seluruh 20 misteri/peristiwa, demi orang-orang yang sudah meninggal. Melalui doa Rosario, banyak jiwa dibebaskan dari Api Penyucian setiap tahunnya; harus disebutkan pula di sini bahwa adalah Maria, Bunda Allah sendiri yang datang ke Api Penyucian untuk membebaskan jiwa-jiwa. Ini sangatlah indah karena jiwa-jiwa di Api Penyucian memanggil Bunda Maria dengan sebutan “Bunda Belaskasih.”
Pertanyaan refleksinya, seberapa sering kita mendoakan arwah saudara-saudari yang sudah meninggal dunia? Apa saja yang perlu kita upayakan agar memperoleh hidup yang kekal?#
Yohanes Gunawan, Pr
Rektor Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya,
Jangli – Semarang
