Renungan Harian 25 Oktober 2025

Melalui Rom 8: 1-11 Paulus menyapa umatnya: Saudara-saudara, sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah.

Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging. Hal ini dilakukan supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Lukas dalam injilnya (Luk 13: 1-9) mewartakan: Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Jawab Yesus: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu.

Sebaliknya, jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu 18 orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”

Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Allah telah mengutus Paulus untuk menyatakan bahwa Dia telah mengambil pelbagai cara untuk membebaskan manusia dari cengkeraman dosa. Jalan yang paling istimewa dan dahsyat adalah mengutus Yesus yang lahir sebagai Manusia, yang berdaging sehingga merasakan dan mengalami beban dan derita manusia yang dikuasai daging.

Maka layaklah kita bersyukur atas keputusan Allah itu, dan menghargainya dengan tindakan nyata yaitu mengontrol diri terhadap gerakan/keinginan daging yang mendorong orang untuk berdosa.

Dua, melalui injilnya Lukas mewartakan kerahiman dan kesabaran Allah yang tak terbatas kepada umat manusia. Mereka yang berdosa pun tetap diberi waktu untuk “mengatur diri mereka dan kemudian berbuah”. Maka, kita pun yang telah “diperlakukan Allah dengan penuh kasih, berbuat demikian pula kepada sesama”. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *