
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Theresia dari Yesus. Dia lahir di Spanyol dengan nama Theresia Sanchez. Pada usia 21 tahun dia masuk biara Karmelit dan mengambil nama Theresia dari Yesus. Bersama dengan Yohanes dari Salib, dia mendirikan kira-kira 20 biara. Wafat pada tahun 1582, dia dinyatakan sebagai santa tahun 1622 oleh Paus Gregorius XIV.
Melalui Rom 8: 22-27 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita, sebab kita diselamatkan dalam pengharapan.
Pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi, sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Sebaliknya, jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 15: 1-8) mewartakan sabda Yesus: “Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Paulus yakin akan kasih dan kesetiaan Allah kepadanya. Hal itu menjadi dasar baginya untuk meyakinkan umatnya agar percaya penuh kepada Allah, meski mrk sering jatuh dalam dosa dan kesalahan. Bukan hanya itu, Allah memberikan Roh Kudus kepada mereka sehingga mereka dibantu agar bisa berdoa. Betapa mulia-Nya tindakan Roh Kudus itu yaitu mendoakan umat-Nya. Semoga kita pun berani berbuat demikian, sebagaimana telah diteladankan St. Theresia.
Dua, Yesus telah menyebut diri-Nya pokok anggur dan kita ada ranting-rantingnya. Artinya sejak awal, sudah ada hubungan yang erat dan utuh antara Pokok (Yesus) dan ranting-Nya (kita). Wajarlah bahwa ranting-ranting itu diharapkan berbuah banyak dan berkualitas. Hendaknya kita bersyukur atas relasi dan kualitas pribadi kita yang telah diakui Yesus, serta terdorong untuk mewujudkannya kepada masyarakat dengan setia. Amin.
Mgr Nico Adi MSC