
Hari ini kita merayakan pesta 1 orang kudus yaitu St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Dia adalah seorang seorang Karmelites yang mempunyai perjalanan rohani yang luar biasa dan mendalam. Dia melatih diri dalam hal kerendahan hati, kesederhanaan injili dan penyerahan diri kepada belas kasih Allah. Tulisan-tulisannya yang amat kaya akan karunia Allah dan kekuatan doanya, membuat dia digelari Pujangga Gereja.
Dia juga amat peduli pada kegiatan para utusan Tuhan di daerah-daerah misi. Itulah sebabnya dia digelari Pelindung Karya Misi. Theresia amat dekat relasinya dengan Yesus dalam keadaan sebagai Kanak-kanak. Maka dia disebut Theresia dari Kanak-kanak Yesus.
Dalam Yes 66: 10-14b dikisahkan beginilah firman Tuhan: “Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan kamu, dan supaya kamu menghirup dan menikmati dadanya yang bernas.
Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu. Kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat.
Matius dalam injilnya (Mat 18: 1-5) mewartakan: “Pada waktu itu datanglah para murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, pada masa Yesaya (8 abad sebelum Yesus lahir) telah disuarakan bahwa Allah menghendaki semua makhluk ciptaan-Nya hidup dalam damai sejahtera dan bahagia. Melalui para utusan-Nya hal itu diulangi dan diwartakan kembali. St. Theresia ssjak kecil sudah menangkap dan mengalami hal itu.
Maka dia menjawabnya dengan mendekatkan diri kepada-Nya dan membaktikan hidupnya demi keselamatan dan kebahagiaan sesamanya. Melalui doa, tapa dan pengorbanannya dia mendorong dan menyemangati mereka yang diutus ke daerah-daerah terpencil. Hendaknya kita yakin bahwa doa kita amat berguna bagi mereka yang diutus Allah untuk membangun/meningkatkan kualitas hidup sesamanya di bidang apa apun.
Dua, ketika para murid-Nya bertengkar tentang siapa yang terbesar, Yesus malah menempatkan seorang anak di tengah-tengah mereka. Sifat dan dunia anak-anak yang menonjol adalah sifat bersahabat dan bermain. Mereka suka yang sederhana, mudah dimengerti dan riang gembira ketika bermain dengan sesamanya. Di dalam diri mereka tidak ada persaingan atau dendam. Mereka mudah bergaul dengan teman-teman seusianya dan mudah melupakan pertengkaran yang pernah mereka alami.
Yesus menempatkan mereka supaya para rasul belajar kembali dan menyegarkan kenangan manis serta menguatkan keutamaan-keutamaan yang telah mereka miliki, ketika mereka masih anak-anak. Anak yang baik dan menyenangkan adalah hasil didikan dari orangtua mereka. Semoga kita tergugah untuk menguatkan kembali keutamaan-keutamaan itu. Amin.
Mgr Nico Adi MSC