
Minggu Biasa XXV
Minggu, 21 September 2025
Bacaan I : Am. 8:4-7
Bacaan II : 1Tim. 2:1-8
Bacaan Injil : Luk. 16:1-13
Setia dalam Perkara Kecil
Bendahara (Yun: “Oekonomos“) rumah tangga adalah seseorang yang dipercaya untuk mengelola keuangan rumah tangga, mengatur pembantu-pembantu yang lain dalam rumah tangga tersebut, dan juga dipercaya untuk membantu mengatur anak-anak dari tuan rumah (Gal 4:2). Pada prinsipnya, seorang bendahara mengatur sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya sendiri. Kita dapat mengaitkan perumpamaan ini dengan perumpamaan talenta, dimana seorang raja memberikan talenta kepada masing-masing orang, yang satu diberi lima, yang lain dua, dan yang terakhir satu. (lih Mat 25:14-30). Masing-masing dari kita dipercaya dengan talenta yang berbeda-beda dan dalam jumlah yang berbeda.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa siapa yang diberi dan dipercaya banyak, maka kepadanya akan dituntut lebih banyak (Luk 12:48). Yesus mengingatkan kita bahwa talenta yang diberikan kepada kita datang bersamaan dengan tanggung jawab. Santa Teresa dari Kalkuta pernah berkata: “Kita dipanggil tidak untuk sukses, tetapi untuk setia”. Setia pada apa? Setia pada hal-hal yang kecil dan setia pada proses. Di tengah dunia modern ini, hidup kita diwarnai suasana serba cepat, serba instan, cepat saji, dan sebagainya. Orang bisa tergoda untuk mengutamakan hal-hal yang spektakuler, memukau dan tepuk tangan. Kalau tidak hati-hati, orang tidak tahan dengan ketekunan terhadap hal-hal yang kecil dan proses yang dijalani.
Bacaan Injil pada hari Minggu ini mengingatkan kita untuk menekuni, mengusahakan dan merawat ketekunan terhadap hal-hal yang kecil dalam hidup ini. Biasanya orang yang setia dalam hal kecil akan dipercaya untuk hal-hal yang besar. Orang yang bisa diandalkan dalam hal sederhana akan dipercaya untuk sesuatu yang lebih besar lagi. Tuhan Yesus menegaskan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar”.
Demikian pula dalam hal pertumbuhan iman dan hidup panggilan. Hal itu membutuhkan proses. Seperti merawat tanaman, bermula dari kecil sampai berkembang besar. Di sana iman butuh disirami, dipupuk, dan dirawat. Lewat apa? Doa, devosi, ekaristi, ziarah dan peduli berbagi pada sesama. Demikian pula dengan hidup panggilan dan pelayanan. Agar bisa tumbuh dengan baik, hidup panggilan dan pelayanan juga perlu dirawat dan ditumbuhkembangkan dengan tekun setiap hari.
Hal yang sama juga berlaku dalam hidup perkawinan. Kesetiaan merawat kasih suami-isteri juga penting. Bisa dilakukan lewat hal yang sederhana dari hari ke hari. Jika tidak, kasih suami-isteri bisa lama kelamaan menjadi kering dan gersang. Orang akan mudah bosan, mencari pelarian dari keluarga, dan akhirnya anak-anak menjadi korban.
Pertanyaan refleksinya, bagaimana usaha Anda untuk merawat hidup panggilan atau hidup perkawinan selama ini? Apa saja tantangan yang dihadapi untuk setia?#
Yohanes Gunawan, Pr
Rektor Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya,
Jangli, Semarang