
Timin termangu heran. Dalam perjalanan panjang dari Pontianak-Jakarta, Jakarta-Labuan Bajo, Timin termangu. Pasalnya, pagi itu ada sesuatu yang aneh di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Dari Pontianak ke Jakarta dan langsung hendak ke Labuan Bajo, Timin memegang tiket pesawat Super Air Jet. Sampai di terminal bandara, semua layar yang tampak bukan Super Air Jet melainkan Batik Air termasuk yang ke Labuan Bajo. Petugas meyakinkan Timin bahwa memang begitulah.
Lalu pengumuman terdengar, “Para penumpang pesawat Batik Air dengan tujuan Labuan Bajo harap segera memasuki pesawat melalui tangga di pintu 2D!” Meski memegang tiket Super Air Jet, Timin masuk ke pesawat tersebut sesuai pengumuman.
Nah keanehan berikutnya terjadi. Di saat Timin menunggu bus yang akan mengangkut para penumpang lainnya menuju pesawat, tiba-tiba seorang petugas mendatangi Timin dan berkata, “Bapak, ikut saya!” Sementara para penumpang lainnya tetap berdiri di situ, Timin mengikuti petugas tersebut yang membawanya naik kendaraan yang berkapasitas 16 penumpang, namun tak ada penumpang lain kecuali Timin. Pintu mobil ditutup dan mobil melaju. “Ini betul naik pesawat ke Labuan Bajo ya, Pak?” “Iya, Bos!” “Lah, yang lain kok tidak diajak?” “Yang lain naik bus, Bos!”
Timin termangu namun percaya saja. Timin masuk pesawat dan duduk sesuai yang tertulis dalam tiket di dalam pesawat sendirian. Beberapa menit kemudian para penumpang lain berbondong-bondong masuk ke pesawat menggunakan bus. Sampai catatan ini dibuat, Timin masih termangu mengapa dirinya yang bukan siapa-siapa diperlakukan seperti itu? (Timin)