Renungan Harian 17 September 2025

Melalui 1Tim 3: 14-16 Paulus menyapa Timoteus: “Saudara terkasih, semuanya ini kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.

Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada para malaikat, diberitakan di antara para bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat ke dalam kemuliaan.”

Lukas dalam injilnya (Luk 7: 31-35) mewartakan sabda Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.

Ketika Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Meski demikian, hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Paulus menulis pengalaman imannya dan tulisan itu diberikan kepada Timoteus “anaknya yang terkasih”. Semua itu amat berguna untuk Timoteus dan jemaat yang jumlahnya makin bertambah banyak. Melalui tulisan, sapaan dan kehadiran kita di tengah umat-Nya, diimani bahwa Tuhan juga ada di sana.

Dua, melalui perumpamaan itu, Yesus menyatakan bahwa ada begitu banyak orang tidak peduli/tidak mau repot akan kebutuhan, buta pada keadaan sesama yang sedang kesulitan/terpuruk/berdosa berat. Mereka butuh ditolong dan bukan dihina atau disingkirkan, agar hidupnya makin tenang. Dengan demikian, moga-moga mereka yang berperang segera berhenti, dan para bangsa menyuarakan perdamaian. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *