
Melalui Kol 1: 15-20 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Lukas dalam injilnya (Luk 5: 33-39) mewartakan: “Ketika itu, orang-orang Farisi berkata kepada Yesus: “Para murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga para murid orang Farisi, tetapi para murid-Mu makan dan minum.” Jawab Yesus: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tokh akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Lalu Ia mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan kain penambal yang baru itu tidak akan cocok untuk ditambalkan pada kain yang tua.
Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Paulus dengan penuh menyatakan bahwa Yesus adalah Ciptaan Pertama dan Utama sedangkan manusia adalah ciptaan sesudahnya. Karena yang menciptakan adalah Allah, manusia yang diciptakan berikutnya juga mulia dan berharga. Lebih dari itu, Yesus adalah Kepala dan manusia adalah tubuh-Nya. Maka, ada hubungan dan ikatan yang erat sekali antara Kepala dan tubuh.
Kalau demikian, pantaslah manusia bersyukur atas anugerah itu, dan merawat relasi yang erat itu, sehingga kemuliaan yang dimiliki Yesus (Kepala) juga menjadi milik manusia (tubuh-Nya), serta meneruskan kemuliaan itu kepada sesama.
Dua, Yesus menyadari dan memahami bahwa puasa itu penting dan punya nilai. Di sisi lain, kehadiran sahabat itu juga penting, apalagi “kesempatan untuk melayani dia amat terbatas/tidak ada lagi”, dan waktu pelaksanaan untuk berpuasa bisa ditunda/dipindahkan ke hari lain.
Yesus sebagai “Anggur Baru” menghendaki agar umat-Nya dibarui pengertian dan semangatnya tentang “kehadiran diri-Nya sebagai utusan Allah yang harus diutamakan”.
Maka, berpuasa bukan hanya berarti “kegiatan tidak/menunda makan” tetapi juga “puasa (= menjauhkan diri dari kemarahan, rasa tersinggung, dan sikap mau memang sendiri) dalam rangka menerima “Anggur Baru”. Tuhan tidak marah dan amat memahami bila pelaksanaan puasa ditunda, agar dapat hadir dan mengutamakan Allah atau sesama yanang butuh bantuan. Kita pun hendaknya bersikap demikian. Amin.
Mgr Nico Adi MSC