Renungan Harian 2 September 2025

Melalui 1Tes 5: 1-6.9-12 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, tentang zaman dan masa, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada waktu malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — lalu tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput.

Sebaliknya, kamu, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.

Lukas dalam injilnya (Luk 4: 31-37) mewartakan: “Ketika itu, Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”

Lalu Yesus menghardiknya: “Diam, keluarlah dari orang itu!” Dan setan itu menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dan sama sekali tidak menyakiti dia. Semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar.” Dan tersebarlah berita tentang Yesus ke mana-mana di daerah itu.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Paulus mengajak dan mendorong umatnya untuk hidup dalam “terang” (= kebaikan, kerukunan, ketulusan, kerja sama, saling melayani dan mengampuni) sehingga kapan saja “Tuhan datang” mereka sudah siap. Tuhan tidak butuh harta benda, bukan juga mau ngopi atau kulineran, tidak mencari orang-orang populer dengan banyak ijazah atau sertifikat, atau rosario tetapi mencari orang yang setia pada jalan dan tindakan yang diteladankan kepada kita. Orang yang setia dan hidup benar ini sebetulnya sudah menjadi tanda kehadiran dan saluran kasih Allah.

Dua, kuasa kegelapan/kekuatan setan sebesar dan sekuat apa pun, ternyata tunduk/tidak berdaya di hadapan Yesus. Allah tidak mungkin dikalahkan oleh kuasa mana pun. Maka memilih Allah dan berlindung pada-Nya adalah keputusan yang tepat dan bijaksana.

Orang yang menyandarkan bahkan mengikatkan hidupnya pada harta benda, orang-orang tertentu, atau pada kuasa kegelapan (dukun) sebetulnya telah memilih yang salah dan akan kecewa. Hendaknya kita waspada akan hal itu. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *