
Pencipta segalanya, kami memuji-Mu atas anugerah kehidupan dan atas iman yang mempersatukan kami dalam merawat rumah kita bersama.
Kami mengakui betapa terasingnya kami—satu sama lain, dari ciptaan-Mu, dan dari jati diri kami yang sejati.
Kami mengakui bahwa keserakahan dan dorongan destruktif kami telah merusak hubungan kami dengan-Mu, dengan sesama, dan dengan Bumi.
Ladang-ladang yang subur telah menjadi tandus, hutan-hutan terlantar, lautan dan sungai-sungai tercemar.
Masyarakat yang berkembang telah menjadi tempat penderitaan, dan bumi menjerit.
Kristus terkasih, yang mengucapkan “Shalom” kepada hati yang ketakutan, gerakkanlah kami untuk bertindak penuh kasih.
Berilah kami inspirasi untuk bekerja demi mengakhiri konflik, dan untuk pemulihan penuh hubungan yang rusak—dengan-Mu, dengan komunitas ekumenis, dengan keluarga manusia, dan dengan seluruh Ciptaan.
Pangeran Perdamaian, melalui luka-luka-Mu, ajarilah kami untuk berdiri dalam solidaritas dengan luka-luka sesama, ciptaan, dan dunia.
Melalui kebangkitan-Mu, jadikanlah kami umat yang penuh harapan—dengan visi pedang yang diubah menjadi mata bajak dan air mata yang diubah menjadi sukacita.
Semoga kami bersatu sebagai satu keluarga, untuk mengupayakan perdamaian-Mu—shalom di mana seluruh umat-Mu dapat tinggal dengan aman, dan beristirahat di tempat yang tenang.
Amin.