
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Monika. Dengan pengorbanan dan doanya yang luar biasa, dia berhasil mengembalikan anaknya yang sudah lama hidup dalam kegelapan dan dosa. Anak itu adalah Agustinus yang kemudian menjadi uskup Hipo – dan juga menjadi orang kudus. Monika wafat tahun 387.
Dalam Sir 26: 1-4.13-16 diserukan: “Berbahagialah suami dari isteri yang baik, dan panjang umurnya akan berlipat ganda. Isteri berbudi menggembirakan suaminya, yang dengan tenteram akan menggenapi umurnya. Isteri yang baik adalah bagian yang baik, yang dianugerahkan kepada orang yang takut akan Tuhan. Entah kaya, entah miskin giranglah hatinya, dan selalu rianglah roman mukanya.
Keelokan isteri menyenangkan suaminya, tetapi kepandaiannya membesarkan hatinya. Suatu anugerah dari Tuhan ialah isteri pendiam, dan tak terbayarlah pendidikannya. Karunia berlipat dualah seorang isteri yang sopan, dan perempuan murni tidak ada imbangannya. Laksana matahari yang terbit di atas pegunungan Tuhan, demikianlah keelokan isteri baik di tengah rumah tangga yang rapih.
Lukas dalam injilnya (Luk 7: 11-17) mewartakan: “Ketika itu, Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Para murid-Nya pergi bersama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata: “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan ketika para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, lalu Yesus menyerahkan anak itu kepada ibunya.
Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, melalui bacaan kitab suci hari ini, kita mewarisi kepercayaan dan kedalaman iman umat atas ciptaan Tuhan, yang mulia dan begitu berharga yaitu perempuan. Dia adalah anugerah terbaik yang diberikan kepada orang-orang yang takut akan Tuhan.
Maka hendaknya manusia sepanjang zaman “mengakui dan menerima warisan kepercayaan dan penghargaan ini” dengan tulus dan ikhlas. Dalam keadaan ini, laki-laki dan perempuan diperlakukan sama martabatnya dan hak-haknya di banyak bidang penghidupan. Dua-duanya punya peranan penting untuk menciptakan kebahagiaan dan kedamaian di mana pun mereka berada.
Saling menghargai, menolong dan memuliakan, serta bekerja sama dengan baik, adalah modal untuk hidup tenang, bahagia dan sejahtera. Sering terjadi bahwa kaum perempuan lebih tahan menderita dan siap berkorban sebagaimana telah diteladankan oleh St. Monika.
Dua, Yesus tergerak hati terhadap ibu janda yang berduka dan amat sedih karena kematian anaknya. Ketergerakan hati itu Dia wujudkan dengan membangkitkan anak itu dan menyerahkan kembali kepada ibunya. Melalui “peristiwa itu” orang percaya bahwa Allah yang peduli dan mahabaik, hadir di antara nereka dalam diri Yesus. Marilah kita melakukan dengan gembira perbuatan dan perkataan yang baik, karena kita menyalurkan kebaikan Tuhan kepada sesama. Amin.
Mgr Nico Adi MSC