
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: St. Pius X – Paus. Beliaulah yang memutuskan bahwa anak-anak yang telah mendapat persiapan yang cukup, boleh menerima komuni. Hal ini ditekankan Paus agar anak-anak sejak kecil mengalami bahwa mereka dicintai dan dikuatkan oleh Yesus yang hadir dalam rupa hosti.
Dalam 1Tes 2: 2b-8 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, berkat pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. Karena kami tidak pernah bermulut manis — hal itu kamu ketahui — dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi — Allah adalah saksi —juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Sebaliknya, kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 21: 15-17) mewartakan: “Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Jawab Petrus: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kata Yesus pula untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Kata Yesus pula untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia menjawab: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, keputusan Paus Pius untuk memberikan komuni kudus kepada anak-anak bukan untuk menyukakan banyak orang, tetapi karena buah penampakkan Allah melalui malaikat-Nya yang muncul sebagai anak kecil yang rindu untuk menerima komuni. Marilah kita bersyukur kepada Allah atas anugerah ilahi yang sudah boleh diterima anak-anak kita. Sebaliknya kita pun berkewajiban untuk menyiapkan dan membina anak agar mereka tetap cinta kepada Yesus yang hadir dalam rupa hosti.
Dua, Yesus memutuskan untuk memilih dan mengutus Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Tugas perutusan itu dilanjutkan oleh para pengganti Petrus, yang sekarang ini nyata dalam diri Paus Leo XIV. Semoga kita tetap percaya bahwa dalam aneka hambatan dan goncangan yang terjadi pada zaman sekarang ini, Gereja Kristus akan tetap kokoh berdiri.
Semoga kita yang digembalakan juga menunjukkan sikap dan tindakan nyata sebagai orang-orang yang setia dan tulus untuk mendengarkan suara/bimbingan yang diserukan Gembala Agung kita, Paus Leo XIV. Amin.
Mgr Nico Adi MSC