Renungan Harian 1 Agustus 2025

Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Alfonsus Maria de Ligouri, uskup dan pujangga Gereja.

Sebagai anak bangsawan kaya, Alfonsus belajar ilmu hukum dan meraih gelar doktor dengan predikat “magna cum laude” (dengan pujian yang besar/istimewa) pada umur 16 tahun. Karena kecerdasannya itu, sebagai advokat dia diminta untuk membela perkara yang berat. Ternyata tahun 1723 di dalam sidang, dia kalah. Kekalahannya itu justru menjadi titik balik baginya untuk kemudian membaktikan hidupnya sebagai pengikut Kristus.

Dia ditahbiskan imam tahun 1726. Dia mendirikan lembaga pendidikan dan tarekat religius “Sanctissimi”. Pada usia 66 tahun, beliau ditahbiskan sebagai uskup. Selama masa kepemimpinannya, pendidikan para calon imam, kehidupan para imam dan umat dibarui. Beliau banyak menulis buku-buku teologi moral. Beliau pensiun pada usia 80 tahun kemudian meninggal tahun 1787.

Melaui Rom 8: 1-4 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah.

Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Matius dalam injilnya (Mat 5: 13-19) mewartakan sabda Yesus: “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga. Sebaliknya, siapa yang melakukan dan mengajarkan semua perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Paulus menegaskan dengan penuh keyakinan bahwa bagi mereka yang ada di dalam Kristus, tidak akan ada penghukuman, tetapi malah mendapat pembebasan dari ikatan dosa dan maut, serta penghiburan. Alfonsus yang kalah dalam sidang ketika menangani perkara, dan sedang terpuruk, dihibur dan dikuatkan Kristus sehingga dirinya bangkit dan menang. Keterpurukan yang terpahit sekalipun bukanlah akhir dari semuanya, dan tidak bisa dijadikan alasan untuk bunuh diri.

Dua, dengan jelas Yesus mengatakan bahwa tidak 1 titik pun dari hukum Taurat yang dihapus atau dikurangi, tetapi disempurnakan. Dia mau turut ambil bagian atas penyempurnaan itu, karena masih banyak kekurangannya dan situasi yang dihadapi para leluhur sudah amat berbeda. Yesus memberikan teladan kepada semua orang “agar tidak asal-asalan dalam mengubah hukum yang sudah ada, apalagi secara sepihak, dan tanpa berembug dengan pihak-pihak yang terkait.

Jangan kita bertindak sewenang-wenang lebih-lebih kepada kaum kecil dan tak berdaya ketika kita sedang berkuasa/pegang jabatan. Amin.

Mgr Nico Adi, MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *