Renungan Harian 13 Juli 2025

Minggu Biasa XV

Minggu, 13 Juli 2025

Bacaan I          : Ul 30:10-14

Bacaan II        : Kol 1:15-20

Bacaan Injil     : Luk 10:25-37

Tuhan Membutuhkan Tindakan Nyata Kita

Apakah Anda punya pengalaman menolong dan berbelaskasih pada orang yang tidak dikenal? Atau pernahkah Anda ditolong oleh orang yang tidak Anda kenal? Sangat inspiratif bacaan Injil hari Minggu ini tentang kisah orang Samaria yang murah hati. Orang itu sedang dalam perjalanan ke Yerikho.

Pesan Tuhan hari ini sangat jelas, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” Pergi untuk apa? Pergi untuk melakukan perbuatan yang baik, pergi untuk menjadi sesama bagi yang lain, peduli pada orang lain meski tidak dikenal dan mengenal.

Pada zaman Yesus, jalan ke Yerikho sangat berbahaya. Pada abad pertama, jalan ke Yerikho terkenal sebagai jalan atau tempat yang paling berbahaya. Jaraknya cukup jauh, sekitar 17 mil (lebih dari 27 km) dari Yerusalem. Selain itu, sepanjang jalan adalah hutan belantara dan gua-gua, di mana orang jahat (perampok) dapat bersembunyi. Tidak ada perlindungan bagi siapa pun yang melewati jalan itu, tidak ada petugas keamanan di jalan pada saat itu.

Gerombolan perampok tinggal di gua-gua tersebut dan siapa pun yang melewati jalan itu adalah sasaran empuk mereka. Pada umumnya si korban ditinggalkan begitu saja dalam kondisi terluka parah. Konteks geografis seperti inilah yang dipakai oleh Tuhan Yesus dalam perumpamaan-Nya untuk menggambarkan peristiwa perampokan dan bagaimana orang Samaria menunjukkan perhatian, kepeduliaan (care) terhadap si korban.

Dalam pandangan masyarakat Yahudi, orang Samaria merupakan orang yang murtad, pengkhianat. Orang Yahudi menyebut mereka sebagai “peranakan”, orang yang darahnya telah kotor dan bukan lagi asli Yahudi. Maka, mereka dianggap pengkhianat dan pantas dibenci.

Ditegaskan dalam Injil tadi, Yesus bertanya, “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Di antara 3 orang yang lewat jalan tadi –Imam, orang Lewi, dan orang Samaria–, ternyata orang yang dianggap pengkhianat justru yang peduli dan menjadi sesama bagi orang yang dirampok.

Tuhan tidak membutuhkan orang-orang yang hanya berdoa, tetapi tidak mau melangkah, beraksi, atau bertindak secara nyata. Tuhan membutuhkan tindakan nyata dari kita semua. Iman pada-Nya harus diwujudkan dalam tindakan nyata, yakni peduli pada orang yang dijumpai. Kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang berbelas kasih pada zaman ini.

Kita sebagai orang yang telah dibaptis, dipanggil untuk menjadi pribadi yang penuh belas kasih seperti Bapa. Kita diajak berusaha untuk hidup menurut permintaan Yesus melalui Santa Faustina, seperti: Menghayati ABC Kerahiman (Ask for His Mercy= Mohon Belas Kasih Allah, Be Merciful = Berbelas Kasih kepada Sesama, dan Completely Trust = Percaya Penuh kepada-Nya).

Pertanyaan refleksinya, sudahkah Anda menjadi pribadi yang berbelaskasih bagi orang di sekitarmu? Apa niat Anda untuk menjadi sesama bagi orang lain?#

Yohanes Gunawan, Pr

Rektor Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya,

Jangli – Semarang

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *