
HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Minggu, 22 Juni 2025
Bacaan I : Kej. 14:18-20
Bacaan II : 1Kor. 11:23-26
Bacaan Injil : Luk. 9:11b-17
Anima Christi
Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus hari ini, saya teringat akan doa Jiwa Kristus. Pernahkah Anda mendoakan doa Jiwa Kristus (Anima Christi)? Doa itu cukup singkat, sangat bagus, mendalam, dan penuh makna. Dalam doa itu, kita mengungkapkan permohonan, “Jiwa Kristus, kuduskanlah kami. Tubuh Kristus, selamatkanlah kami. Darah Kristus, sucikanlah kami.
Air lambung Kristus, basuhlah kami. Sengsara Kristus, kuatkanlah kami.
Yesus yang murah hati, dengarkanlah kami. Dalam luka-luka-Mu, sembunyikanlah kami. Janganlah kami dipisahkan dari-Mu, ya Tuhan. Terhadap musuh yang jahat, lindungilah kami. Di waktu ajal, terimalah kami. Supaya bersama para Kudus, kami memuji-Mu untuk selama-lamanya. Amin.”
Dalam doa Jiwa Kristus itu kita percaya bahwa Tubuh Kristus menyelamatkan kita dan Darah Kristus menyucikan kita. Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini di berbagai paroki diadakan penerimaan komuni pertama. Tahukah Anda inpirasi atau ide awal adanya hari raya ini? Inspirasinya bermula dari mukjizat Ekaristi yang terjadi di daerah Bolsena – Orvieto. Mukjizat Ekaristi di Orvieto ini terjadi pada masa adanya ajaran sesat Berengarianisme merajalela di Eropa pada abad ke-12. Bidaah ini menyangkal Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi.
Pada tahun 1263, seorang imam bernama Petrus dari Prague sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk berdoa di makam pelindungnya, Santo Petrus, sebab ia menghadapi masalah yang amat serius. Ia merasakan kebimbangan yang besar mengenai Kehadiran Nyata Yesus dalam Ekaristi Kudus. Ia berdoa agar santo pelindungnya memohonkan rahmat baginya guna menyelamatkan imannya yang goyah. Dalam perjalanan, ia singgah untuk bermalam di suatu kota kecil bernama Bolsena, sekitar 70 mil sebelah utara Roma.
Keesokan harinya, Pastor Petrus merayakan Misa Kudus di Gereja Santa Kristina. Ketika ia mengucapkan kata-kata konsekrasi, “Inilah TubuhKu,” roti di tangannya berubah rupa menjadi Daging dan mulai mencucurkan darah dengan derasnya. Darah jatuh menetes ke korporal. Pastor Petrus amat terperanjat; ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Maka, ia membungkus Hosti Kudus dalam kain Korporal lalu pergi meninggalkan altar. Sementara ia berjalan pergi, tetesan-tetesan Darah jatuh ke atas lantai pualam di altar.
Paus Urbanus IV waktu itu sedang berada di kota Orvieto, yang tak jauh dari sana. Pastor Petrus segera menemui paus guna menceritakan apa yang telah terjadi. Paus segera mengutus seorang uskup ke Gereja Santa Kristina guna menyelidiki peristiwa tersebut dan mengambil Kain Korporal itu. Segera sesudah paus menerima Kain Korporal itu, ia pergi ke balkon Istana Kepausan dan dengan hormat menunjukkan mukjizat Korporal kepada orang banyak. Bapa Suci menyatakan bahwa mukjizat Ekaristi telah terjadi untuk mengusir bidaah Berengarianisme.
Pada tanggal 11 Agustus 1264, Bapa Suci mengeluarkan Surat pernyataannya “Transiturus de hoc mundo” dan sekaligus menetapkan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus untuk mengenang Mukjizat Bolsena-Orvieto. Paus Urbanus IV juga menugaskan Santo Thomas Aquinas untuk menyusun suatu tata cara dan doa khusus untuk menghormati Sakramen Maha Kudus sebagai Tubuh Kristus. Pada tahun yang sama Bapa Suci memperkenalkan dua buah lagu puji-pujian yang digubah oleh Santo Thomas Aquinas yaitu: O Salutaris dan Tantum Ergo.
Saya bersyukur pernah berziarah ke Orvieto bersama para mahasiswa di Roma tahun 2018. Kami para imam merayakan misa konselebrasi bersama Mgr. Benedetto Tusia, Uskup Orvieto. Seusai misa, ada kesempatan istimewa berdoa di depan “Kain korporal yang ada tetesan darah Yesus”, bukti mukjizat Ekaristi yang terjadi pada tahun 1263. Kain korporal ini disimpan di dalam tabernakel. Dan tabernakel biasanya hanya dibuka pada saat Hari Raya Tubuh Darah Kristus, Hari Raya Maria Assumpta, Hari Natal sampai Epifani, serta Hari Raya Paskah sampai Pentakosta. Kami bersyukur seusai misa ziarah ini, Bapa Uskup Orvieto mengizinkan membuka tabernakel, sehingga kami dapat menyaksikan langsung kain korporal itu dan berdoa sambil menatap anugerah mukjizat Ekaristi itu.
Selamat kepada adik-adik yang menerima komuni pertama. Terimakasih kepada para orangtua dan para katekis yang telah setia mendampingi para penerima komuni pertama selama ini. Pertanyaan refleksinya, bagaimana penghayatan Anda saat menerima komuni selama ini? Apa makna Tubuh dan Darah Kristus bagi Anda?#
Yohanes Gunawan, Pr
Rektor Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya,
Jangli – Semarang