Renungan Harian 21 Mei 2025

Pada waktu itu, beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Sebaliknya, Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada para rasul dan para penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.

Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh para rasul dan para penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.

Sebaliknya, beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” Maka bersidanglah para rasul dan para penatua untuk membicarakan soal itu.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 15: 1-8) mewartakan sabda Yesus:”Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Ku lah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, pada waktu itu, hal tidak bersunat yang menjadi halangan besar untuk menjadi pengikut Kristus “dibicarakan secara terbuka di antara para petinggi dan para rasul”.

Membicarakan hal penting atau beban berat yang dialami umat/masyarakat adalah jalan yang tepat dan benar untuk membuka kebuntuan dan aneka perasaan yang membebani hidup orang banyak. Hendaknya kita berani menawarkan dialog daripada diam-diam atau cuek karena takut untuk menanggung risiko.

Dua, Yesus mengajak umat-Nya untuk tinggal di dalam kasih-Nya. Hal itu bukan berarti orang itu hidup enak-enak dan semuanya gratis. Dia harus “dibersihkan, artinya dipotong kecenderungan-kecenderungan atau keinginannya yang merugikan diri sendiri dan orang lain”.

“Kebersihan fisik sesungguhnya dapat mencerminkan kebersihan/kemurnian batin”. Semoga hal-hal seperti ini disadari dan dijadikan satu nilai penting dalam kehidupan bersama. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *