Merajut Persaudaraan dari Pulau ke Pulau

Selama Pekan Suci yang lalu, saya mendapat kesempatan melayani sebagai imam untuk asistensi di Kepulauan Riau, tepatnya di Paroki Hati Santa Maria Tak Bernoda, Tanjungpinang. Selama satu pekan, saya mendapat kesempatan melayani Umat Katolik di Gereja Kristus Raja Batu Kucing, Gereja Batu 17, Gereja Kawal, Gereja Galang Batang, Gereja Malang Rapat, dan berkunjung ke Gereja Teluk Dalam. Pelayanan berlangsung dari Sabtu sore (12/4) hingga Minggu Paskah (20/4).

Sesuai dengan tugas saya sebagai Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, kepada Umat, dalam kesempatan homili, saya wartakan bahwa Tuhan Yesus berkenan menanggung sengsara, wafat dan bangkit untuk menebus dan menyelamatkan semua orang tanpa diskriminasi. Pada Hari Minggu Palma, saya ajak Umat untuk merenungkan Yesus Kristus yang masuk ke kota Yerusalem sebagai Raja Damai.  Yerusalem sebagai Kota Damai menyambut Yesus Sang Pembawa shalom – damai sejahtera – meski disambut para pemimpin Yahudi dengan sikap dzalim – penuh kebencian dan permusuhan. Sebagai orang Katolik, umat dipanggil untuk menjadi pembawa damai sejahtera kepada semua orang tanpa diskriminasi bersama Tuhan Yesus Sang Raja Damai yang rendah hati.

Pada Hari Kamis Putih, saya tekankan kasih pelayanan Kristus dan pengorbanan-Nya juga untuk semua orang. Itu jelas dalam penghayatan Gereja Katolik yang dalam Ekaristi merumuskan kalimat suci konsekrasi kedua, “Inilah piala darahku, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa…” Maka, umat Katolik pun wajib mengasihi semua orang tanpa diskriminasi. Puncak pengorbanan-Nya adalah saat Yesus Kristus wafat di kayu salib. Gereja Katolik percaya misteri penebusan itu, maka, dalam doa umat meriah di Jumat Agung, Gereja juga berdoa bagi segala bangsa dan semua orang, agar kebebasan beragama diwujudkan.

Pada Malam Paskah dan Minggu Paskah, Umat Katolik bersyukur atas kebangkitan Kristus. Buah Paskah adalah keharmonisan manusia dan Allah dalam Kristus dan hidup rukun dengan sesama. Kebenaran dan kasih Kristus itulah dasar semua dialog yang kita lakukan untuk semua orang tanpa diskriminasi. Kristus Terang para bangsa mendorong Gereja mengajak umatnya juga untuk menghargai dan menghormati semua yang baik, benar, dan suci dalam semua agama dan kebudayaan yang memuncak pada Tuhan Yesus Kristus, Sang Jalan, Kebenaran dan Hidup (LG 16, NA 2).

Homili dan kotbah itu tak hanya diajarkan di atas mimbar. Pada hari Senin (14/4) bersama Romo Pramodo – Pastor Paroki Tanjungpinang dan Romo Gusti Pardi yang bertugas di Seminari Tinggi Sinaksak dan berasistensi di Tanjugpinang, saya berkenalan dan bersilaturahmi dengan KH Supeno, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Kautsar Tanjungpinang. Silaturahmi di pondok yang sama terjadi pada Hari Rabu, 16/4, bahkan lengkap dengan para Pengurus FKUB dan Kemenag Tanjungpinang. Kali itu, saya bersama Romo Pramodo, Romo Hans Jeharut (Kerawam KWI), Romo Kristi OFM, Romo Prankas Panka, Romo Nana OSC, Romo Gusti Pardi, Frater Willy dan Frater Simon. Pada saat itulah, Kepala Kemenag Tanjungpinang memberikan ucapan “Selamat Paskah” secara publik di hadapan kami dan para tamu lainnya yang hadir. Hidup rukun pun terjalin dalam kebersamaan dan keberagaman.

Pada Hari Jumat Agung, sesudah pelayanan di Gereja Galang Batang, saya bersilaturahmi ke Vihara Buddha Darma di Galang Batang. Suhu Appo yang berada di Vihara menyambut saya dan Fr. Willy dengan ramah dan penuh persaudaraan. “Oh ini Hari Raya Peringatan Wafat Yesus Kristus ya. Selamat!” kata Suhu Appo kepada kami, saat saya menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami untuk berkenalan dan bersilaturahmi.

Pada Hari Rabu, 23/4, saya bersama Romo Yance di Batam mengadakan perjumpaan dengan Pemuda Katolik dan Pemuda Lintasagama Kepri di Aula Yos Sudarso Batam. Kegiatan dibingkai dengan Dialog Kebangsaan sesudah diawali dengan Perayaan Ekaristi dan Pelantikan Ketua dan Pengurus Pemuda Katolik Kepri. Hari Kamis (24/4) pagi sampai siang kami mengadakan animasi dan pembekalan HAK kepada para utusan Paroki-Paroki se-Kevikepan Kepri Utara di Gereja Kerahiman Ilahi Tiban, Batam. Sementara pada hari Kamis sore kami bersilaturahmi ke Pengurus NU Kepri di Batam.

Dalam kegiatan tersebut, kami menghayati dan melakukan dialog dalam kebenaran dan kasih dengan semua orang. Atas wafat Paus Fransiskus pada hari Minggu Paskah, kami juga menjadikannya sebagai intensi dalam doa dan tekad mewarisi dan melanjutkan keteladanan hidup Bapa Suci Fransiskus. Dalam iman, persaudaraan dan belarasa kita semua adalah saudari-saudara tanpa diskriminasi.

Salam Peradaban Kasih Ekologis Interreligius. Berkah Dalem. Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!

Aloys Budi Purnomo Pr

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *