Renungan Harian 28 Februari 2025

Dalam Sir 6: 5-17 diserukan firman Tuhan: “Tenggorokan yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Semoga orang yang damai denganmu banyak adanya, tetapi hanya satu dari seribu hendaknya menjadi penasehatmu. Jika engkau mau mendapat sahabat, kajilah dia dahulu, dan jangan segera percaya kepadanya, sebab ada orang yang bersahabat hanya menurut maunya sendiri, tetapi pada hari kesukaranmu tidak bertahan.

Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menceritakan persengketaan untuk menistakan dikau. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tapi tidak bertahan pada hari kesukaranmu. Pada waktu engkau sejahtera ia adalah seperti engkau sendiri dan lancang berbicara dengan seisi rumahmu. Sebaliknya, bila engkau mundur, ia berbalik melawan engkau serta menyembunyikan diri terhadapmu. Jauhkanlah diri dari para musuhmu, tetapi berhati-hatilah terhadap para sahabatmu.

Sahabat setiawan merupakan perlindungan yang kokoh, barangsiapa menemukan orang serupa itu sungguh mendapat harta. Sahabat setiawan tiada ternilai, dan harganya tidak terbandingkan. Sahabat setiawan adalah obat kehidupan, orang yang takut akan Tuhan memperolehnya. Orang yang takut akan Tuhan memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab seperti ia sendiri demikian pun temannya.

Markus dalam injilnya (Mrk 10: 1-12) mewartakan: “Ketika itu, Yesus berangkat ke daerah Yudea dan seberang sungai Yordan dan di situ pun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula.

Lalu datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya: “Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?” Jawab Yesus: “Apa perintah Musa kepada kamu?” Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Justru karena ketegaran hatimulah, Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.

Pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Ketika mereka sudah di rumah, para murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”

Hikmah yang seperti kita petik:

Satu, dengan jelas dan lugas, penulis menyuarakan firman Tuhan tentang sahabat yang baik dan setia. Apa yang ada di pikiran dan hatinya akan terungkap melalui kata-kata, kehidupan dan pergaulan dia sehari-hari. Ada banyak orang yang tampaknya baik dan cocok di hati, ternyata seorang pembohong, orang egois, pemarah dan musuh dalam selimut. Maka, waspadalah dan cermati perilakunya sehingga kita tidak salah pilih. Jangan cepat-cepat percaya penuh kepadanya, tanpa pertimbangan yang matang dan bijaksana. Di sisi lain, kita digugah untuk menjadi sahabat yang baik, rendah hati, tulus, jujur dan setia kepada sesama.

Dua, Yesus menegaskan bahwa manusia laki-laki dan perempuan adalah citra/gambar Allah, yang semartabat. Mereka diberi akal budi dan pelbagai karunia agar dapat saling menolong dan mengasihi serta bekerja sama. Mereka saling melengkapi karena tugas dan tanggung jawab mereka berbeda. Maka, mereka akan hidup bersama dan menjadi “satu daging”.

Bagi Allah dan menurut rencana-Nya, tidak ada perceraian, karena perceraian itu akan menyakiti, memisahkan dan mempersulit kehidupan mereka sendiri, anak-anak, keluarga besar dan warga sekitarnya. Perceraian terjadi karena banyak hal. Misalnya sikap egois, cuek, lupa diri, selalu mau menang/benar sendiri dan tidak mau mengampuni, tegar hati serta tidak kontrol diri, atau lebih cinta harta daripada pasangannya. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *