Renungan Harian 22 Februari 2025

Hari ini kita merayakan pesta Tahta St. Petrus – Paus Pertama. Maksud pesta ini adalah menghormati Petrus sebagai wakil Kristus di dunia dan Gembala Tertinggi umat Allah di seluruh dunia yang mempunyai kuasa rohani atas mereka. Kuasa Petrus ini diberikan langsung oleh Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga. Kedudukan Petrus ini digantikan oleh Paus sebagai Uskup Kota Roma. Dia menjadi simbol kesatuan umat Allah seluruh dunia.

Melalui 1Ptr 5: 1-4 Petrus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, aku menasihati para penatua di antara kamu. Aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Matius dalam injilnya (Mat 16: 13-19) mewartakan: “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada para murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Petrus sebagai gembala umat mengingatkan para penatua (gembala umat setempat) agar dengan gembira dan rela mengabdi/melayani umat Allah. Peringatan itu diberikan karena mereka juga punya kelemahan dan kekurangan, dan sekaligus ajakan agar mereka setia pada amanat dan tugas perutusan yang dipercayakan kepada mereka.

Dua, jawaban Simon Petrus atas pertanyaan Yesus, menjadi pintu/pembuka rahmat yang lebih besar baginya sehingga mendapatkan kepercayaan untuk menerima kunci utama dan menggembalakan umat Allah. Tuhan memilih dan mempercayakan umat-Nya kepada orang yang berani menyatakan iman dan kepercayaannya kepada Allah. Pada masa sekarang pun Tuhan membutuhkan orang-orang yang demikian, untuk menggembalakan umat-Nya.

Pantaslah kita doakan Paus, para uskup dan para imam, agar menjadi gembala umat yang baik, bijaksana dan menyuarakan iman dan kepercayaan kepada Allah yang peduli akan kehidupan umat manusia. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *