
HARI MINGGU BIASA III
Minggu, 26 Januari 2025
Bacaan I : Neh 8:3-5a.6-7.9-11
Bacaan II : 1 Kor 12:12-30
Bacaan Injil : Luk 1:1-4.4:14-21
Yesus Sang Pembebas
Orang biasanya senang bisa pulang ke kampung halamannya. Hal ini menjadi kesempatan untuk silahturahmi dengan saudara-saudari, temu kangen dan mengenang masa-masa saat masih tinggal di kampung halaman. Dalam bacaan Injil hari Minggu ini dikisahkan bagaimana Tuhan Yesus juga pulang kampung di Nazaret. Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca Alkitab.
Pada saat itu Yesus membacakan kitab Nabi Yesaya yang berbicara tentang orang yang diurapi Allah dan yang pada-Nya berdiam Roh Allah. Diungkapkan, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Yesus mengakhiri pembacaan nubuat itu dengan menyatakan bahwa nubuat itu sudah genap. “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya,” tegas Yesus.
Itu berarti Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Mesias, Sang Pembebas, yang dijanjikan dan telah dinantikan sekian lama. Demikianlah nubuat Yesaya telah digenapi! Yesus telah memperkenalkan diri sebagai pembawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi yang tertawan dan tertindas, penglihatan kepada orang buta. Harapan baru, kehidupan yang baru, dan jalan keselamatan telah dihadirkan oleh Yesus. Berita keselamatan itu telah genap dalam Diri-Nya.
Kita sebagai pengikut-Nya dipanggil untuk ikut menghadirkan kabar keselamatan dan kasih Allah itu dalam hidup sehari-hari. Memang dibutuhkan proses yang panjang. Dalam proses ini kita seringkali mengalami kekecewaan karena mendapatkan respons yang tidak seimbang. Tetapi bila kasih Allah ada dalam kita, kekecewaan itu tidak mampu membendung kita untuk terus mengasihi. Kasih itu pula yang membentuk karakter dan kepribadian kita, tidak lagi memikirkan diri sendiri, tetapi bagaimana menyatakan kasih Allah agar semakin banyak orang mengenal Dia melalui kita.
Kita diajak untuk tidak mudah menyerah dan putus asa. Tuhan akan selalu menyertai dan memberkati kita. Ia mau melakukan yang terbaik bagi umat-Nya. Dalam kuat kuasa Roh Kudus, Ia membawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi para tawanan, penglihatan bagi orang buta, dan pelepasan bagi orang tertindas.
Pertanyaan refleksinya: Bagaimana perasaan Anda saat pulang ke kampung halaman? Bagaimana usaha Anda untuk ikut serta mewartakan kabar keselamatan pada zaman sekarang ini?
Yohanes Gunawan, Pr
Rektor Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya,
Jangli – Semarang