Renungan Harian 29 Desember 2024

PESTA KELUARGA KUDUS

29 Desember 2024

Bacaan I          : 1 Sam 1:20-22.24-28

Bacaan II        : 1 Yoh 3:1-2.21.24

Bacaan Injil     : Luk 2:41-52

Teladan keluarga yang tulus

Sabda Tuhan pada Pesta Keluarga Kudus hari mengingatkan saya saat masih berkarya di salah satu paroki. Pada waktu itu ada seorang bapak yang setiap saat membawakan beberapa iris ketela goreng ke pastoran. “Romo, ini hasil kebun sendiri. Berkenan diterima, njih”. Ada juga sebuah keluarga yang setiap bulan seusai misa Minggu sore memberikan dana untuk seminari. “Romo, titip, njih. Ini ada rezeki keluarga untuk dana seminari”. Demikian pula hampir setiap awal bulan ada seorang ibu yang janda yang berkata, “Romo, mohon berkenan menerima kiriman pulsa dari eyang. Baru saja eyang ambil uang pensiun”.

Saya kagum dan salut dengan pribadi-pribadi dan keluarga mereka itu. Hati mereka tulus. Mereka berjiwa sosial. Mereka tidak berasal dari keluarga yang kaya raya. Tetapi mereka tulus memberikan sesuatu kepada Gereja sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Dalam hal persembahan, yang penting bukan banyak sedikitnya yang dipersembahkan, tetapi ketulusan dan keikhlasan mempersembahkannya kepada Tuhan.

Keluarga Nazareth yang kita rayakan hari ini adalah keluarga yang sederhana dan tulus. Saat mempersembahkan kanak-kanak Yesus ke Bait Allah, mereka membawa sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Ini menjadi tanda pasutri Yusuf-Maria dari keluarga sederhana (miskin). Dalam tradisi Yahudi, jika seseorang itu berasal dari keluarga menengah, mereka akan mempersembahkan seekor domba (Im 12:8). Jika berasal dari keluarga kaya, mereka akan mempersembahkan seekor lembu jantan, tepung, dan anggur (1 Sam 1:24).

Bagi Tuhan yang penting bukan banyak sedikitnya yang dipersembahkan, tetapi ketulusan mempersembahkannya kepada Tuhan. Sedikit ikhlas, syukurlah. Banyak ikhlas, puji Tuhan. Sithik ora ditampik, akeh sangsaya pikoleh, begitu sesanti Bapak Kardinal Darmojuwono.

Mari kita ikhlas memberi, dan tidak owel/pelit untuk memberikan persembahan bagi Tuhan dan Gereja-Nya. Semakin banyak memberi, semakin banyak menerima. Mari juga tulus ikhlas mempersembahkan anak kepada Tuhan untuk menjadi imam, suster atau bruder.

Pertanyaan refleksinya: Sejauh mana ketulusan hati Anda dalam memberikan bantuan atau persembahan selama ini? Apa yang sudah Anda persembahkan kepada Tuhan, Gereja, dan bangsa selama ini? #

 Romo Yohanes Gunawan, Pr

Rektor Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya,

Jangli – Semarang

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *