Renungan Harian 24 Desember 2024

HARI INI RENUNGAN KITA BERKAITAN DENGAN KEDATANGAN TUHAN PADA MALAM NATAL.

Dalam Yes 9: 1-6 diserukan: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.

Kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. Setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Melalui Tit 2: 11-14 Paulus menyapa: “Saudaraku yang terkasih, kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan pelbagai keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.

Kita juga menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Lukas dalam injilnya (Luk 2: 1-14) mewartakan: “Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, yaitu menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.

Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, — karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud —supaya didaftarkan bersama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Di daerah itu ada para gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”

Dan tiba-tiba tampaklah bersama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, ribuan tahun yang silam, melalui Yesaya dikatakan: “Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar”. Orang-orang yang tidak berdaya karena kelemahan dan dosa digembirakan Allah secara istimewa/luar biasa yaitu diijinkan untuk melihat Terang yang besar. Mengapa demikian? Karena Allah tahu bahwa tanpa bantuan-Nya mereka tidak mungkin bisa keluar dari kesulitan dan beban itu. Dia menunjukkan jalan keluar, kerahiman dan dengan rela telah memberikan pengampunan. Semoga kita pun demikian, yaitu mau menolong dan membebaskan mereka bukan hanya mengecam apalagi menyingkirkan mereka yang bersalah kepada kita.

Dua, ketika ada cacah jiwa, orang-orang kembali ke kampung halaman masing-masing. Yusuf dan Maria, sebagai warga masyarakat yang baik, taat untuk mengurus “tanda penduduk”. Mereka rela untuk pulang ke tempat asalnya yaitu Nazareth. Semoga kita sebagai warga masyarakat juga taat dalam urusan-urusan administatif: punya KTP, KK, SIM, BPJS, dan lain-lain.

Tiga, dalam perjalanan itu, Maria bersalin. Karena tidak ada tempat di penginapan, Yesus lahir di kandang. Anak Allah mau menerima keadaan yang paling rendah. Namun justru dari “tempat itu tersebar Terang yang Besar”: Anak Allah yang mahatinggi hadir di antara kita. Maka, jangan kecil hati bila kita “lahir/berasal dari keluarga yang tidak diperhitungkan”. Allah mampu menjadikan kita yang kecil dan hina sebagai terang-Nya bagi banyak orang. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *