Renungan Harian 14 Desember 2024

Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Yohanes dari Salib. Dia adalah seorang imam. Karena kehidupan rohaninya yang begitu mendalam, dia berusaha untuk membarui kehidupan ordonya. Usaha itu ditentang oleh rekan-rekan seordonya, dan bahkan mereka memenjarakan dia, selama 9 bulan. Selama dipenjarakan itulah dia mendapatkan pengalaman yang mengagumkan terutama tentang penderitaan Kristus di kayu salib. Dia meninggal tanggal 14 Des 1591 dan dinyatakan sebagai Pujangga Gereja.

Melalui 1Kor 2: 1-10a Paulus menyapa umatnya: Saudara-saudara, ketika datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.

Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari para penguasa dunia ini, yaitu para penguasa yang akan ditiadakan. Sebaliknya, yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.

Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia, karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh.

Lukas dalam injilnya (Luk 14: 25-33 ) mewartakan: “Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Nanti, jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Satu, Yohanes dapat menjalani penderitaan selama di penjara, bukan karena hikmatnya sendiri tetapi karena hikmat yang diberikan Allah, sebagaimana dialami Paulus. Kekuatan itu tidak bisa dibantah/disingkirkan oleh siapapun.

Semoga kita yakin dan percaya bahwa ketika rela menderita bersama Dia, kita diberi kekuatan yang tidak dapat dilawan oleh kekuatan manusia mana pun.

Dua, Yesus dengan terus terang menyatakan bahwa orang yang ragu-ragu dalam mengikuti Dia, tidak akan bertahan. Tuntutan sebagai utusan yang bersemangat pelayan, tantangan untuk hidup jujur, benar dan bijaksana, dan berjuang untuk keselamatan sesama seumur hidup dan bukan untuk keluarga atau popularitas pribadi, bukan hal yang ringan.

Pertimbangan yang matang dan menyeluruh harus dipikirkan baik-baik, agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari. Di sisi lain, Allah mampu memberikan jaminan kehidupan kepada mereka yang anaknya mengikuti Dia sebagai utusan-Nya. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *