
Hari ini kita memperingati Maria dipersembahkan kepada Allah.
Dalam Za 2: 10-13 dikisahkan beginilah firman Tuhan: “Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman TUHAN; dan banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada TUHAN pada waktu itu dan akan menjadi umat-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengahmu.”
Maka engkau akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu. Dan TUHAN akan mengambil Yehuda sebagai milik-Nya di tanah yang kudus, dan Ia akan memilih Yerusalem pula. Berdiam dirilah, hai segala makhluk, di hadapan TUHAN, sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus.
Matius dalam injilnya (Mat 12: 46-50) mewartakan: “Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Lalu seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah para murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku. Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, diserukan bahwa Tuhan mengajak mereka untuk bergembira dan bersorak-sorai. Alasannya adalah yang datang bukan nabi atau utusan-Nya, tetapi Dia sendiri tinggal di tengah-tengah mereka.
Di dalam perayaan Ekaristi, Tuhan hadir dalam Sabda dan secara istimewa dalam wujud Tubuh dan Darah Anak-Nya yang terkasih yaitu Yesus Kristus. Semoga kita pun berbahagia dan bersukacita atas anugerah itu, dan menyambut-Nya dengan hati penuh syukur.
Dua, ketika Yesus menyatakan dengan jelas bahwa ibu dan saudara-saudari-Nya adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya, Maria tidak marah dan tidak sakit hati, tetapi tetap tenang. Tidak ada 1 penulis injil pun yang menyebut hal itu.
Hati Maria tetap damai karena sebagai hamba Tuhan, dia telah amat siap untuk menerima semua risiko, bahkan sejak Dia menerima kabar bahwa dia dipilih untuk menjadi Bunda Penebus.
Apa yang dialami di hadapan orang banyak adalah bagian dari “persembahan dirinya”. Maria memberikan teladan kepada kita bahwa persembahan diri bisa dilakukan di dalam bait Allah dan di luar bait Allah. Apa yang dilakukan di dalam dan di luar bait Allah, adalah satu kesatuan dan merupakan persembahan diri yang utuh. Amin.
Mgr Nico Adi MSC