
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Karolus Boromeus.
Paulus melalui Rm 12: 3-13 menyapa umatnya: “Saudara-saudara, berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, kita adalah satu tubuh di dalam Kristus. Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia itu untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia itu untuk mengajar, baiklah kita mengajar. Jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati.
Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Yohanes dalam injilnya (Yoh 10: 11-16) mewartakan sabda Yesus: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan menceraiberaikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan mereka mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi mereka. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; mereka itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Paulus sebagai gembala umat menasihati umatnya, khususnya para pemimpin jemaat supaya hidup sederhana: memikirkan apa yang dialami dalam hidup sehari-hari, saling membantu dan menghargai kurnia pribadi dan kurnia orang lain. Karunia-karunia itu adalah anugerah Allah untuk saling menguatkan dan bukan untuk dipertentangkan/menjadi penyebab permusuhan, sebab satu sama lain adalah saudara.
Semoga kita pun demikian, saling memberi dan melayani sesuai dengan karunia masing-masing, untuk menyatukan dan membangun umat Allah, dan bukan untuk bersaing, menjelekkan, memfitnah atau menjatuhkan.
Dua, Yesus diutus Bapa untuk mengembalakan domba-domba, agar mereka sehat, gemuk dan bahagia karena Dia mengenal mereka dan mereka mengenal Dia. Dia siap berkorban untuk mereka, bahkan domba-domba dari kandang lain pun Dia terima dan perhatikan. Di dalam Dia, semuanya aman.
Semoga kita pun sebagai domba mau hidup dalam persekutuan, diasuh Kristus sebagai Gembala Agung. Janganlah kita menang-menangan, menindas atau mencederai sesama domba. Amin.
Mgr Nico Adi MSC