Renungan Harian 20 Oktober 2024

HARI MINGGU BIASA XXIX

20 Oktober 2024

Bacaan I          : Yes 55:10-11

Bacaan II        : Ibr 4:14-16

Bacaan Injil     : Mrk 10:35-45

Makna pelayanan yang sejati

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita akan makna pelayanan yang sejati. Pelayanan butuh pengorbanan. Yesus datang ke dunia untuk melayani, bahkan mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan manusia. Bacaan Injil hari ini diawali dengan pemberitaan tentang nubuat ketiga akan penderitaan yang akan dialami oleh Tuhan Yesus. Dia memperkenalkan diri-Nya sebagai seorang Mesias atau Anak Manusia yang menderita. Dia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan para ahli Taurat. Dia diolok-olok, disesah, disalibkan, dan bangkit pada hari ketiga.

Anthony D’Souza SJ mengemukakan bahwa gambaran pemimpin sebagai pelayan mengandung tiga kata kunci, yaitu: pelayanan, dukungan dan pemberdayaan. Yesus adalah seorang pemimpin yang melayani. Dia menasihati para murid bahwa barangsiapa ingin menjadi besar hendaklah ia menjadi pelayan. Juga ditegaskan-Nya dalam bacaan Injil hari ini, “Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10:45).

Yesus tidak hanya jago berkata-kata (omong doang), tetapi juga bertindak nyata lewat perbuatan dan kesaksian hidup-Nya. Hal ini tampak dalam peristiwa pembasuhan kaki para rasul (bdk. Yoh 13:12-17). Yesus sebagai pemimpin sekaligus guru memberikan keteladanan dalam melayani. Bahkan Dia sampai berani dan siap menyentuh sekaligus membersihkan bagian yang kotor. Para pengikut-Nya diharapkan juga wajib saling membasuh dan melayani dengan penuh kasih satu sama lain.

Makna pelayanan yang sejati ini semakin ditegaskan oleh Tuhan Yesus saat ibu Yakobus dan Yohanes meminta “keistimewaan” bagi kedua anaknya yang sudah mengikuti Yesus. Apa yang diminta Ibu Salome? Ibu itu meminta kepada Yesus agar kedua anaknya diberi kedudukan dalam kemuliaan kelak, yang seorang duduk di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri Yesus (bdk. Mrk 10:37). Betapa sayangnya sang ibu, yakni Ibu Salome, kepada kedua anaknya. Mengapa? Sebagai seorang ibu, ia sudah mempersembahkan kedua anaknya pada Tuhan. Secara manusiawi permintaan ini tentu wajar. Ibu mana yang tidak ingin anaknya bahagia dan sukses dalam hidupnya? Iya khan?

Atas permintaan itu, Yesus tidak marah. Justru Yesus dengan tenang mengajak mereka memikirkan dan menantang apakah mereka sanggup meminum piala penderitaan-Nya. Ketika mereka mengatakan, “kami dapat”, Yesus mengatakan bahwa mereka akan meminum cawan penderitaan itu. Namun hal duduk di dalam Kerajaan Allah hanyalah diberikan kepada orang yang berkenan kepada Allah Bapa.

Allah ternyata berkenan atas komitmen dan niat baik keluarga Zebedeus. Yakobus mewartakan Injil sampai ke Spanyol. Relikwinya sangat terkenal dan dihormati di Santiago de Compostela, Spanyol. Tempat itu sampai sekarang menjadi tempat ziarah yang favorit, baik bagi anak muda maupun orang tua. Bahkan ada tradisi ziarah dengan berjalan kaki menuju tempat itu. Ada yang rute pendek, sedang dan panjang.

Dalam perjalanan waktu, Yakobus adalah rasul pertama yang minum piala kemartiran. Saat kembali ke Yerusalem, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman pancung pada tahun 44 atas perintah Raja Herodes Agripa I. Dia meninggal sebagai martir Kristus.

Pertanyaan refleksinya, kenangan apa yang dapat Anda ingat terkait dengan kasih pengorbanan ibu terhadap hidup Anda? Sejauh mana Anda menjadi pemimpin yang melayani selama ini?

Romo Yohanes Gunawan, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *